Vote and comment!
Spam komen bisa?
🎧Jeremy Zucker - Comethru.
----------
Dendra tersenyum tipis setelah menyelesaikan ucapannya yang mampu membuat tubuh Karina menegang seketika.
Inceran.
Satu kata itu mampu membuat pikiran Karina melayang dengan diselimuti rasa takut. Apa yang Dendra maksud dengan inceran? Setahu Karina, dia tidak pernah mempunyai masalah dengan segerombolan lelaki berandalan itu. Tapi, kok bisa ya Karina sampai menjadi inceran mereka?
Ya Tuhan, kenapa hidup ini sangat membingungkan juga menakutkan? Tidak bisakah Karina hidup dengan tenang tanpa adanya masalah?
"Gak usah takut. Lo aman di sini."
Suara berat milik Dendra kembali terdengar hingga membuat Karina langsung membuyarkan lamunannya dengan ekspresi kaget.
"Ah, a-aku--"
"Gue harus cabut. Lo diam aja di sini, kalo laper? minum air putih aja. Di sini gak ada makanan!" tegas Dendra.
Laper? Minum! Konsep seorang Radendra.
Dendra ikut mengangguk menyahuti. Baguslah jika gadis itu menurut, pikirnya. Hingga selang beberapa detik ketika Dendra hendak melangkahkan kakinya, Karina malah membuka suaranya kembali. Dan alhasil, langkah kaki Dendra kembali terhenti lagi. Ck!
"K-kak!"
Dengan sedikit merasa geram, akhirnya Dendra pun membalikkan badannya untuk menatap Karina. Dan seperti biasa, gadis mungil itu langsung menunduk karena takut akan tatapan Dendra yang selalu menyorotnya dengan tajam.
"Ya?"
Karina semakin menundukan kepalanya ketika Dendra mulai mendekat. Jari-jemari tangannya saling bertautan. Ia sedikit merasa ragu dengan kalimat yang akan ia lontarkan. Takut jika nanti kalimatnya ini akan memancing kemarahan Dendra.
Sedangkan Dendra, malah berdecih pelan karena Karina tak kunjung juga membuka suaranya.
"Jadi ngomong gak?!" tanya Dendra yang langsung membuat Karina terlonjat kaget. Aishh! Sabar, atuh!
"A-aku mau pulang aja, kak!" ucap Karina pada akhirnya.
Satu alis Dendra berhasil terangkat setelah mendengar ucapan Karina. "Pulang?" tanyanya mengulangi.
Karina mengangguk. "I-iya. So-soalnya, ib-ibu aku sendirian di rumah. A-aku khawatir!"
Dendra nampak berdecih pelan. "Nyokap lo dah gede, kan?"
"Ta-tapi di rumah gak ada makanan, kak!"
Dendra menghela napas. Apa sebenarnya yang tengah gadis di hadapannya ini bicarakan? Dendra benar-benar tak habis pikir. Jika seorang ibu merasa lapar, apakah tugas seorang anak yang harus capek-capek membuatkannya makanan? Gak kebalik tuh?
Lantas, Dendra kembali melangkah maju untuk mendekati Karina hingga jaraknya dan gadis itu hanya tinggal beberapa senti saja. Dan tentu saja, hal itu berhasil membuat detak jantung Karina kembali menggila. Takut dan gugup, kedua kata itu selalu Karina rasakan setiap kali ia berhadapan dengan Dendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]
Teen FictionIni tentang Dendra, cowok berpribadian keras dan kasar yang memiliki banyak rasa dendam di dalam dirinya. Hidupnya benar-benar miris, tidak ada kelembutan, dan cinta. Sampai suatu ketika, takdir mempertemukannnya dengan seorang gadis polos bernama K...