14

3.2K 446 533
                                    

Tentang QnA yang kemarin kusinggung di bab 13 bakalan aku jelasin di akhir part ini, ya! Wajib ramein pokoknya! *aku maksa, nih*

Dan aku mau tahu dong kalian pada pakai Telegram, enggak? Aku pengin bikin grup Treluv di Telegram, wkwk. Kira-kira ada yang mau? Untuk grup yang ini beda sama Darkbrownders, ya! Karena khusus buat pembaca Itre aja

Oke, happy reading!

***

Milky tersenyum tipis melihat Hilo yang tertidur dalam posisi duduk. Laki-laki itu pasti kelelahan sebab memikirkan solusi dari masalah yang mereka buat. Mengalihkan pandangan dari Hilo, dia melangkah menuju dapur berniat membuat makanan sederhana.

Usai membuat omelet kesukaan Hilo, Milky tidak membangunkan laki-laki itu, melainkan langsung pergi meninggalkan apartemennya. Untuk saat ini, dia rasa mereka berdua butuh waktu sendiri.

Milky membiarkan kakinya menuntun ke sembarang arah. Dia tidak punya rumah untuk berpulang. Dia sendiri. Lagi-lagi, rasa kesepian kembali menjadi temannya. Dan dia sangat membenci hal itu. Namun, dia tidak mungkin kembali ke apartemen untuk berduaan dengan Hilo.

Dia tidak mau membuat semuanya makin rumit. Dia juga tidak mau melihat wajah sedih Hilo seperti kemarin.

Tunggu ... dia punya satu tempat untuk pulang. Rumah neneknya. Dia masih memiliki satu nenek yang begitu menyayanginya. Segera, dia menghentikan taksi dan meminta supir mengantarkannya ke sana.

Dalam perjalanan, mulut Milky komat-kamit berharap hanya ada neneknya di rumah. Dia tidak mau bertemu dengan kakeknya. Karena dia tahu sampai kapanpun, kakeknya itu tidak mau menerimanya.

Tidak butuh waktu lama, taksi yang dia naiki pun berhenti di depan sebuah gerbang tinggi berwarna putih. Menarik napas pelan meyakinkan semuanya akan baik-baik saja, dia turun dari taksi.

Merasa ada mobil yang berhenti di depan rumah majikannya, seorang pria paruh baya berseragam satpam langsung datang menghampiri. Dia mengernyit melihat Milky.

"Excuse me, Miss, what matter are you here for?"

"I am the grand daughter of the house owner, Sir."

Satpam tersebut semakin bingung. Pasalnya, sudah belasan tahun dia bekerja di rumah majikannya dan dia tidak pernah mendengar bahwa majikannya memiliki seorang cucu.

Milky mengurungkan niatnya untuk menyebutkan nama lengkap beserta nama kedua orang tuanya begitu sebuah suara familiar muncul dari balik si satpam.

"What do we have here, Thomas? Who came in this early?"

"Nenek!" pekik Milky heboh membuat Starletta—nenek Milky—berkedip tak percaya.

Starletta yang bisa berbahasa Indonesia langsung berujar, "Milky, kamu—"

"Nenek, kangen!" rengek Milky manja sebelum menghambur ke dalam pelukan Starletta.

Meski tidak mengerti dengan hal yang dibicarakan oleh majikan beserta gadis asing tersebut, si satpam melangkah pergi setelah melihat keakraban keduanya.

"Ya ampun, kamu udah besar aja. Terakhir kita ketemu sepertinya pas mama dan papa kamu masih bareng."

"Kangen sama nenek," lirih Milky.

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang