31

1.6K 353 624
                                    

Kalian keberatan enggak sih kalau aku selalu update jam segini? Wkwk. Soalnya aku selalu mulai nulis di atas jam 12🥺

Happy reading❤️

***

"Wah, kayaknya otak lo ketinggalan di apart Hilo, ya?"

Milky yang semula menangis lantas berhenti. Dia menatap tajam Ultra sebelum berucap, "Bisa-bisanya lo ngatain gue di saat kayak gini?"

"Nah, gue balik pertanyaan lo. Bisa-bisanya lo bercanda suruh gue tanggung jawab?"

"Yang bilang gue bercanda siapa?"

Ultra membeliakkan mata tak percaya. "Wah, lo beneran sinting."

"Dua kali ketemu sama lo buat gue enggak heran alasan lo jomblo. Mana ada cewek yang mau sama cowok yang kasar?"

Ultra menggeleng takjub tak habis pikir dengan Milky. Dia menjitak pelan kepala Milky sebelum berucap, "Apa lo bilang? Gue kasar? Kalau gue kasar, yang ada lo udah gue tinggal dari tadi! Dan gue ingetin sekali lagi ke lo kalau gue itu selektif. Enggak sembarang cewek gue perlakuin spesial."

"Gue kan calon tunangan lo."

"Yang bilang gue setuju sama pertunangan konyol itu siapa? Ogah. Bisa keriput muda gue sama lo."

"Lo—"

"Lagian gue enggak bakalan sudi lihat Hilo hidup santai. Enak aja dia habis jebolin anak orang sampai hamil, malah tetep pacaran sama Itre. Otaknya di mana? Dengkul?!"

Milky menghela napas sebelum menundukkan kepala. "Gue emang belum coba ngomongin ini ke dia, tapi entah kenapa feeling gue jelek banget. Gue takut kalau dia bakalan minta gue buat gugurin kandungan gue."

"Tonjok dia kalau dia ngomong gitu. Dia yang buat, dia yang suruh gugurin. Enggak waras."

Melihat Milky yang tak bergeming membuat Ultra sadar bahwa Milky sungguh ketakutan dalam menghadapi hari esok. Sehingga Ultra pun menarik napas dan menepuk punggung tangan Milky pelan. "Lo harus kuat, Ky, demi anak lo. Lo enggak mau dia kenapa-napa, kan? Maka, berusaha sekuat tenaga buat lindungi dia. Termasuk dari cowok bajingan itu."

"Kenapa gue harus ketemu Hilo duluan? Kenapa enggak sama lo aja?" lirih Milky.

Ultra tersenyum smirk. "Emangnya ada jaminan kalau kita ketemu duluan, kita bakalan jadian? Lagian gue enggak mau sama lo. Bukan tipe gue."

"Resek!"

Ultra mengembuskan napas pelan ketika otaknya tak sengaja memutar ulang percakapannya dengan Milky kemarin. Ada sedikit rasa tidak tega melihat Milky yang harus mengandung di usia muda, tapi semua itu dapat terjadi juga karena sikap ceroboh Milky yang gagal dalam menjaga diri.

Dia menunduk melihat ponselnya. Pesannya masih belum dibaca oleh Itreula. Ke mana Itreula? Apakah Itreula terlalu sibuk dengan Hilo sehingga melupakan keberadaannya? Namun, kenapa dia sangat gelisah?

Tidak bisa menyingkirkan rasa gelisahnya, Ultra pun mematikan mesin mobil hendak menyusul Itreula. Dia membiarkan lift mengantarnya menuju lantai dua puluh. Tepat kala pintu lift terbuka, iris hitam kecokelatannya menangkap sosok gadis mungil yang berlari tanpa arah di koridor.

Dia mengerjap. Itreula menangis? Jangan-jangan ...?

Dengan langkah besar, dia segera menghampiri Itreula.

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang