Ekstra Part

1.9K 281 269
                                    

HAI TRELUV! APA KABAR? KANGEN, ENGGAK? Wajib kangen sih ahaha. Maaf yaa aku update ekstra partnya lama banget sama belum balesin komen kalian di part sebelumnya. Soalnya aku masih adaptasi nulis cerita sebelah (ini aku sempet promote di wall). Jangan lupa mampir ke sana, ya!

Oke, happy reading, Treluv❤️

*Notes : nanti kalian bakalan tau kenapa aku pasang video itu di atas😶

*Notes : nanti kalian bakalan tau kenapa aku pasang video itu di atas😶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Ultra."

Panggilan lembut itu berhasil membuat Ultra sontak buru-buru menghampiri istrinya. Dia mendudukkan diri sebelum mengusap puncak kepala Itreula. "Kenapa, Sayang? Mau sesuatu?"

Itreula yang memang sedang ngidam menganggukkan kepala.

Dengan takut, Ultra bertanya, "Kali ini ... apa?"

Pasalnya, ini bukan pertama kali Itreula meminta sesuatu kepadanya. Dan permintaan yang kemarin sungguh membuatnya kapok. Bayangkan, Itreula meminta Ultra untuk berenang selama dua jam penuh dengan gaya puteri duyung. Bahkan, dia juga harus mencari ekor palsu.

"Mau Dora," pinta Itreula seraya menyandarkan kepala di lengan kekar Ultra.

Ultra menghela napas lega. Untuk kali ini, dewi keberuntungan rupanya berpihak padanya. Dia hanya perlu menyetel kaset Dora lalu Itreula akan senang. Semudah itu.

"Oke, mau Dora yang mana? Yang dia pergi nyelamatin pangeran?"

Itreula menggeleng.

"Terus? Uhm," Ultra berucap seraya menggaruk tengkuknya berpikir, "Kumpulin telur paskah?"

Itreula mencebikkan bibirnya. "Bukan itu. Maunya Kak Ultra bawain Dora."

Ultra melongo. Bagaimana caranya membawa Dora ke hadapan Itreula secara Dora hanyalah film kartun?

"Ka-kamu serius? Tapi, kan Dora enggak nyata."

Ultra langsung panik kala melihat Itreula yang menunduk sedih. Dia tidak mungkin membiarkan istri serta anaknya menderita. Namun, harus ke mana dia pergi untuk menemukan Dora? Ultra berdiri sebelum berjalan mondar-mandir memikirkan sebuah solusi.

Ultra mengembuskan napas. Sepertinya dia tahu apa yang harus dia perbuat. Dia berjongkok di depan Itreula dan meraih tangan mungil tersebut. "Iya, aku pergi cari Dora. Tapi kamu jangan kemana-mana, ya. Diam di rumah. Semisal perutnya sakit atau apa, kamu langsung teriak biar papa denger. Oke?"

"Beneran?" tanya Itreula, matanya berbinar-binar.

"Iya."

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang