53

1.5K 317 339
                                    

Hilo merutuki dirinya yang lupa bahwa hidupnya telah berubah seratus persen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hilo merutuki dirinya yang lupa bahwa hidupnya telah berubah seratus persen. Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia merasa kelaparan dan dia tak mampu membeli makanan.

Sebelumnya dia memang memiliki uang dari hasil menjual ponsel. Tapi, berkat kecerobohannya dia kehilangan setengah uang itu. Dan sisanya lagi dia gunakan untuk menyewa tempat tinggal.

Hilo meremas perutnya yang sedari tadi berbunyi. Haruskah dia pulang saja ke rumah dan meminta pengampunan pada Ezra? Dia menggeleng. Bagaimana mungkin dia pulang setelah menyombongkan diri? Ezra pasti akan menertawakannya.

Hilo menatap iri sepasang kekasih yang tengah menyantap bakso. Bakso itu terlihat lezat dan menggoda. Dia juga ingin mencicipinya.

"Dam." Gadis itu memanggil kekasihnya sebab sadar sedari tadi mereka ditatap oleh Hilo.

"Iya, Yang?"

Donatella—gadis itu—menunjuk Hilo sembari berucap, "Dia pengin makan juga kali, ya?"

Saddam menoleh tajam pada Hilo membuat Hilo buru-buru mengalihkan pandangannya. "Kalau enggak sanggup beli, mending pergi deh. Ganggu orang makan aja."

Hilo menggeram dalam hati. Ingin sekali dia berkata bahwa dia bahkan sanggup membeli satu toko bakso itu. Tapi, dia sadar sekarang dia tidak memiliki sepeser uang pun. Sehingga dia hanya bungkam.

"Dam, jangan gitu," ucap Donatella lalu beranjak dari tempatnya.

Donatella menghampiri abang bakso dan memintanya membungkuskan seporsi besar. Usai mendapatkan seporsi bakso besar itu, Donatella memberikannya pada Hilo. "Ini. Enggak usah bayar, gue aja yang bayar."

Hilo mengerjap.

"Donat!" pekik Saddam tak terima.

Donatella tersenyum lembut mengabaikan pekikan Saddam. "Gue Donatella."

"Donat, balik sini, enggak? Biarin aja, sih. Kamu baikin dia, nanti dia kebiasa minta-minta."

Donatella mendelik pada Saddam.

Sebenarnya Hilo juga tidak ingin menerima bakso itu dengan cuma-cuma, tapi perutnya sungguh membutuhkan sesuatu untuk dicerna. Maka dia menerimanya dan berucap, "Makasih. Gue ... Hilo."

"Donat!" panggil Saddam lagi.

Donatella menatap Hilo dari kepala hingga kaki sebelum berucap, "Ehm, maaf kalau gue lancang. Tapi, lo—"

"Masuk, Donat," ucap Saddam dengan penuh penekanan.

Donatella mendengkus. "Ya-ya. Maaf, gue masuk dulu, ya. Oh iya, siapa tahu lo butuh. Seinget gue perusahaan taksi om gue lagi butuh orang karena salah satu orangnya mendadak keluar. Perusahaannya deket sini. Bye."

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang