36

1.7K 379 873
                                    

Selamat hari raya Idul Adha buat teman-teman yang merayakan!

Dan selamat membaca❤️

Jangan lupa ramein, Treluv. Kalau sepi nanti aku gantung lho HAHAH. Lagi seru-serunya nih adegan karma otw ke Milky dan Hilo. Sedangkan kebahagiaan mulai otw ke Itre😗

***

Hilo membeliakkan mata tak percaya melihat isi baskom yang dibawa ayahnya. "Pa, ini ...."

"Habisin," ucap Ezra dengan penuh penekanan.

"Gu-Hilo enggak mau."

"Berani ngebantah? Mau habisin itu atau gue panggil David lagi?" tanya Ezra dingin membuat Hilo meneguk ludahnya susah payah.

Dia tidak mungkin membiarkan Ezra memanggil David kembali. Bahkan kini seluruh badannya masih ngilu akibat pukulan ayah Itreula itu. Bisa-bisa dia tewas jika dipukuli lagi.

Namun, memakan sebaskom petai ....

"Pa, papa kan tahu Hilo paling benci sama petai. Makan satu aja Hilo bisa muntah, apalagi satu baskom gede gitu."

Ezra bersedekap. "Justru karena gue tahu lo benci itu, makanya gue bawain. Makan buruan!"

Hanya mencium baunya saja Hilo sudah merasa mual. Tapi, dia terpaksa menuruti keinginan ayahnya. Perlahan, tangannya bergerak mengambil sebuah petai. Membukanya lalu menelannya.

Hilo menutup mulutnya berusaha menahan mualnya. "Sa-satu aja, ya?"

"Satu baskom," ucap Ezra tanpa ampun.

Alih-alih menghajar Hilo secara membabi buta, Ezra lebih memilih untuk memberi pelajaran seperti menyuruh anaknya menghabiskan sebaskom petai. Sebab menurutnya menggunakan kekerasan fisik bukanlah cara yang tepat.

Dia yakin caranya akan berhasil membuat Hilo jera dan mengingatnya seumur hidup.

Hilo menggeleng pertanda dia sudah tidak mampu lagi menahan rasa mualnya. Bagaimana bisa dia menelan semua petai itu? Baru tiga saja, dia sudah ....

"Gue enggak peduli. Habisin."

"Pa ... mending lo pukul gue kayak Om David, deh. Ya? Jangan kayak gini."

"Enggak. Habisin!"

"Pa," lirih Hilo. Wajahnya mulai pucat pasi.

Ezra mempertajam tatapannya membuat Hilo segera mengambil petai yang lain. Dia merutuki ide ajaib ayahnya.

Tepat petai kelima belas, Hilo tak berhasil menahan rasa mualnya. Dia segera berlari dan memuntahkannya.

Ezra yang melihat itu hanya mengembuskan napas jengkel. "Sok ngebobolin cewek, tapi makan gituan muntah."

Hilo kembali dengan lunglai. Dia menatap nanar baskom yang masih penuh dengan petai. Dia sudah makan cukup banyak, tapi rasanya baskom itu sama sekali tidak berkurang. "Pa."

"Makan lagi."

"Please, suruh Hilo yang lain aja. Jangan kayak gini. Hilo udah enggak sanggup. Apa papa enggak kasihan lihat Hilo muntah?"

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang