21

2.2K 415 1.2K
                                    

Karena aku kasih batas waktunya sampe tadi sore, jadi kalian berhasil lewatin targetnya! Terima kasih buat yang selalu ngeramein! Aku sampe hapal beberapa nama akun dari kalian saking kalian spamnya HAHAH. Love banget!

Tantangan kali ini, gimana kalau 850 komentar dan 200 votes? Sanggup?😙

Udah siap ketemu Milky? Milky bakalan penuhin part ini. Hati-hati, ya🤭

Happy reading!

***

Milky mendengkus menyadari Hilo mengubah password tanpa memberitahunya. "Lov, bukain. Gue tahu lo ada di dalem. Kenapa passwordnya diganti coba?"

Sebab masih tidak mendapat jawaban dari dalam, Milky pun menggedor. "Lov, kalau lo enggak bukain, gue rusuh di sini, nih. Bukain, enggak? Ada yang perlu gue omongin. Gue serius."

Hilo menghela napas lelah mendengar suara Milky. Kenapa gadis itu tak kunjung pergi? Dia sungguh lelah. Dia masih terguncang akan kabar yang diberitahu Andre. Bagaimana bisa kekasihnya tiba-tiba pindah ke Malang dan tidak memberitahunya?

"Lov, ini penting. Lo bakalan nyesel kalau lo enggak buka pintu."

Hilo bergerak mendekati pintu, tapi tak membukanya. "Apa? Ngomong dari sana aja."

Milky berkacak pinggang. "Lo bercanda?"

"Enggak. Gue serius. Gue lagi enggak pengin lihat lo."

"Oke, kalau emang itu kemauan lo. Gue simpen info gue tentang pacar lo."

Pacar lo. Dua kata tersebut berhasil meruntuhkan pertahanan Hilo. Hilo segera membuka pintu membuat Milky tersenyum lebar. Milky melambai sebelum melangkah masuk ke dalam. Selayaknya rumah sendiri, dia langsung mendudukkan diri di sofa.

"Info apa?" tanya Hilo langsung pada intinya.

"Lo enggak kangen apa sama gue?"

Hilo memutar bola mata. "Info apa? Kalau lo cuma bohong biar gue bukain pintu, mending sekarang lo keluar."

Milky mencebikkan bibir sebal. "Jahat banget. Kayak sama siapa aja. Padahal biasa juga kita habisin waktu berdua."

"Perlu gue ingetin chat lo beberapa hari yang lalu?"

"Itu bukan kemauan gue. Gue dipaksa sama nenek buat chat kayak gitu. Dan lo ... jahat banget. Lo beneran enggak nyariin gue. Harusnya lo nyari, nanyain gue ada apa dan sebagainya. Peduli dikit, kek."

Hilo mengembuskan napas. "Kenapa gue harus nyari lo?"

"Ya, kita kan udah biasa nempel. Masa lo enggak ngerasa kehilangan gue?"

"Enggak. Jadi, mending lo cepet kasih tahu info yang lo sebut tadi atau lo pergi sekarang juga."

Milky berdecak sebelum beranjak dari sofa menuju Hilo. Hilo yang mulai merasa aneh dengan gerak-gerik Milky segera mundur menjauh. Namun, semakin Hilo menjauh, Milky semakin mengejarnya. Berujung punggung Hilo terantuk dinding.

Milky mengulum bibir menikmati pemandangan wajah Hilo yang memerah. Bahkan, kini dia sengaja lebih mempertipis jarak mereka. Dia berjinjit hingga wajah mereka langsung bertatapan. Dia meraih pipi Hilo dan merangkumnya.

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang