16

3.4K 453 436
                                    

Kayaknya udah seminggu ya enggak dapet notif Itre update? WKWK.

Ada yang kangenkah? Komen yang rame coba di sini kalau kangen dan nungguin🤭

Semoga rasa kangen kalian terobati pas baca part ini! Dan sebelum masuk ke ceritanya, ternyata aku ada lupa satu pertanyaan wkwkwk, jadi aku jawab di sini ya.

John
Q : Kok mau sama Aletheia, sih?
A : Karena saya memang sudah cinta sama Aletheia dari SMA, tapi sayangnya saya dijodohkan oleh orang tua saya.

Oke, happy reading❤️

***

Karena tidak puas makan di salah satu restoran mewah, David pun mengajak keempat anak muda tersebut ke alun-alun yang terdapat di Kota Batu. Selain untuk mengisi perut mereka, David juga ingin mengenalkan suasana baru pada Itreula.

Menurutnya, selama ini Itreula terlalu banyak menghabiskan waktu di rumah. Berbeda dengan anak perempuan lain yang suka kelayapan, Itreula lebih memilih belajar di kamar. Memikirkan itu terkadang membuatnya menyalahkan diri. Dia berpikir bahwa semua itu dapat terjadi karena sikap jahatnya dulu.

Dia yang membuat Itreula menarik diri dari dunia luar. Dia yang mengunci Itreula. Dia yang membuat masa remaja Itreula suram. Dan sekarang sebelum semua semakin terlambat, dia ingin Itreula merasakan banyak hal.

"Ayo, cepet!" Seclon geregetan dengan David, Itreula, serta Ultra yang masih melangkah santai di belakang, padahal dia sudah tidak sabar untuk mencicipi crepes raksasa yang selama ini dia dengar dari salah satu teman kampusnya.

David menoyor kepala Seclon dari belakang sembari berucap, "Kamu itu giliran makan aja semangatnya minta ampun. Coba kalau papa suruh lihat berkas kerja, langsung ngacir enggak tahu ke mana."

"Hehe. Kan beda, Pa. Ayo, cepetan! Laper!"

Ultra mendengkus kala ekor matanya tak sengaja melihat pemandangan yang tidak mengenakkan—Seclon merangkul mesra bahu Auristela lalu membelai pelan kepala gadis tersebut.

Untung saja ada kepala David dan Itreula yang sedikit menghalanginya. Walau tidak sepenuhnya menghalangi, sih, sebab postur tubuhnya yang begitu tinggi.

Dia sengaja membiarkan David dan Itreula melangkah terlebih dahulu. Selain karena tidak mau melihat pemandangan uwu Seclon-Auristela, dia juga takut ada sesuatu buruk yang terjadi pada Itreula jika tidak ada yang mengawasi gadis mungil itu dari belakang.

Karena Seclon pernah memberitahunya bahwa Itreula suka sekali tersesat sendiri kala dibawa keluar. Sehingga dia rasa tidak ada salahnya waspada. Terlebih kini mereka berada di daerah orang. Akan sangat memusingkan bila Itreula menghilang di keramaian alun-alun.

"Asik, wanginya enak banget. Pak minta menu!" seru Seclon begitu mereka tiba di stand yang sedari tadi menjadi incaran laki-laki tersebut.

Seorang bapak paruh baya tersebut lantas memberikan selembar menu pada Seclon.

"Kayaknya gue mau yang cokelat keju, deh. Kalian apa?" tanya Seclon setelah melihat selembar menu tersebut.

"Lo aja enggak kasih kita lihat menunya, gimana cara kita tahunya, Pret?" cibir Ultra yang langsung mengundang kekehan Seclon.

"Lupa, Bos. Nih," ujar Seclon seraya menyerahkan menu tersebut.

Usai memesan crepes, mereka duduk di kursi yang sudah tersedia. Bola mata Itreula bergerilya ke sembarang arah. Perlahan, bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman kala melihat ada sebuah keluarga kecil yang berdiri tak jauh dari mereka.

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang