Ahaha aku semalem buru-buru up sampe lupa kasih kolom semangat. Jangan sepi dong🥲 Yuk rame kayak kemarin-kemarin
Sebelum lanjut, sejauh ini kalian bosen enggak sih bacanya? Boleh kasih pendapat kalian?
Soalnya feelingku Itreula 2 kurang lebih tamat di angka 60? Atau malah lebih🥲 Kalian keberatan?
Dijawab yaa, Sayang-sayangku hehe❤️
Happy reading❤️
***
Ultra sontak menoleh ketika merasa Itreula tengah menatapnya lekat. Dia menaikkan sebelah alis sebelum berucap, "Kenapa?"
"Makasih Kak Ultra."
"Makasih buat apa?" tanya Ultra dengan kening mengerut.
Itreula tersenyum tulus. "Semuanya. Buat waktu di Malang ataupun di sini."
"Emangnya aku ngapain?"
"Di alun-alun. Kalau aja waktu itu enggak ada Kak Ultra, aku pasti enggak bakalan bisa pulang."
Ultra terkekeh sebelum menepuk pelan puncak kepala Itreula. "Jelas. Kata Seclon kan kamu doyan nyasar. Jadi, mana mungkin kamu bisa pulang sendirian?"
"Di sini. Aku bersyukur karena nurut sama Kak Seclon buat ngerepotin Kak Ultra. Kalau aku pergi ke apartemen Hilo sendirian, aku—"
Ultra lantas menempelkan jari telunjuknya pada bibir Itreula. "Aku enggak masalah direpotin, Tre. Santai aja, oke? Dan aku harap kamu bisa hapus memori soal itu. Aku enggak mau kamu sakit sendiri ngingetnya."
Itreula mengangguk membuat Ultra menjauhkan jarinya. Ia mengalihkan pandangannya menuju langit malam yang indah. Hatinya bertanya-tanya kapan semua penderitaannya berlalu. Kapan hidupnya bisa bersinar selayaknya bintang?
Ia mulai lelah terus menghadapi penderitaan yang tak berujung. Ia ingin bahagia. Apa itu salah? Setelah semua badai yang ia lewati—masalahnya dengan David, fakta tentang Giles yang ternyata saudara kembar Seclon, ia kembali dihadapkan dengan perselingkuhan Hilo.
Apa ia sudah melakukan sebuah kesalahan fatal di masa lalunya, hingga ia mendapat hukuman seperti ini?
Seketika ingatannya terlempar pada beberapa jam lalu. Saat ia masih bersama Milky. Walau tahu cerita Milky akan membuat hatinya semakin remuk, ia meminta pada Milky untuk menceritakan malam itu. Tanpa melebihkan atau mengurangi satu pun bagian.
Dan saat itu juga, rasanya ada beribu pisau yang menancap di seluruh tubuh Itreula. Ia tidak menyangka kekasihnya bisa sebejat itu. Bahkan kala Milky sudah sadar dan langsung meminta Hilo berhenti, laki-laki itu mengabaikannya.
Bukan hanya itu saja yang membuat Itreula kecewa. Tapi, solusi yang diberikan Hilo pada Milky. Menurut Itreula, itu sungguh keterlaluan. Bagaimana bisa Hilo ingin membunuh anaknya sendiri?
Padahal Hilo tahu sendiri bagaimana rasa sakitnya menjadi anak tak dianggap.
"Itre," panggil Ultra yang berhasil membuyarkan lamunan Itreula.
"Iy-iya?"
"Apa enggak kecepetan buat pulang? Bukan maksud aku nahan kamu di sini, tapi aku cuma khawatir kamu—"
"Aku harus ketemu sama Hilo, Kak. Aku enggak mau dia lepas tanggung jawab. Aku bakalan minta dia buat besarin anak itu bersama Milky," sela Itreula.
Ultra menarik napas panjang. "Kamu ... enggak papa?"
"Aku boleh jujur?" tanya Itreula yang dibalas anggukan Ultra.
Itreula tersenyum pedih. Tangannya terulur menyentuh dadanya. "Sakit. Di sini sakit banget. Mungkin emang enggak sesakit waktu papa enggak anggap Itre. Tapi tetep aja sakit, Kak. Itre pengin egois. Itre pengin banget marah-marah ke Milky. Ngasarin dia. Itre pengin ngelakuin apa pun untuk lampiasin rasa sakitnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Itreula 2
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan jika kamu sudah sangat mempercayai seseorang, tapi yang kamu dapatkan adalah sebuah pengkhianatan? Akankah kamu tetap bertahan? Atau malah memutuskan untuk pergi mencari cinta baru? Akankah pilihan yang kamu buat dengan It...