8

3.1K 141 0
                                    

Ini adalah waktu dimana anak anak khususnya para pelajar sedang berkeliaran di area kantin untuk menenangkan cacing cacing yang tumbuh diperut mereka . Ya ! Apalagi jika bukan waktunya istirahat .

Reina dkk duduk tepat ditengah tengah area kantin . Keempat gadis itu sedang menyantap makanannya .

Bisa dilihat dari ekspresi wajah yang dikeluarkan Reina bahwa sekarang dia tengah merasa kepedasan . Tangannya sibuk mencari dimana letak minumannya .

" Nih " ucap seseorang . Reina mengenal suara ini . Ini suara dari seseorang yang mengganggu pikirannya sejak pagi tadi . Siapa lagi jika bukan Aren .

Reina mendongak sekilas . Lalu dengan segera ia merebut paksa air mineral yang masih dalam genggaman tangan Aren .

" Makasih " hanya kata itu yang keluar dari mulut mungil seorang Reina .

" Sama sama " jawab Aren .

Semua pasang mata disana menatap kagum ke arah Reina. Termasuk ketiga sahabatnya yang sudah menganga tak percaya .

Bukan , bukan karena perlakuan Aren yang memberikan Reina minuman . Tapi perlakuan selanjutnya saat dengan sengaja Aren mengacak lembut rambut hitam Reina sesaat sebelum dirinya pergi keluar kantin .

" Daebak !! " Heboh Maria .

" Mata gue gak rabun kan ?? " Tanya Suci tak percaya.

Ini adalah fenomena langka , dimana seorang Aren datang menemui Reina dan memberikannya minuman juga acakan lembut di kepalanya .

Reina sendiri yang menjadi objek sorotan hanya mendengus pasrah . Apalagi ini ? Setelah drama di medsos sampai di depan rumah dan kali ini di sekolah ? Sungguh tak masuk akal .

" Gue duluan "

Reina keluar dari area kantin dengan raut wajah yang sudah sangat datar . Tujuannya kali ini hanyalah ingin bertemu dengan sosok lelaki menyebalkan bernama Aren .

Kelas , taman belakang , rooptof sudah Reina geledahi . Namun tak ada tanda tanda adanya Aren disana . Kemana Aren pergi ? Tak mungkin jika dia pergi ke luar halaman sekolah .

Tak sampai disitu Reina terus mencari. Langkah kakinya menuntunnya untuk pergi ke markas kecil anak anak Kansas . Apalagi jika bukan warung mak eem .

Dengan langkah cepat Reina masuk ke dalam . Jika bisa diungkapkan jujur saja , sekarang ini Reina sangat merasa tak nyaman dengan suasana disini . Banyak lelaki yang menatapnya heran .

" Aren mana ? " Tanya Reina pada keempat sahabat Aren yang sedang duduk dipojokan dengan meja yang dipenuhi banyak jajanan .

" Lah mana gue tau . Emang gue emaknya " sahut Riko .

" Kenapa nyari Aren Rei " tanya Gibran balik .

" Kangen yaa ??? " Goda Pandu yang membuat semua anak bersorak senang menggoda Reina .

Mungkin jika gadis lain yang ada di posisi Reina saat ini pipi mereka bisa saja sudah bersemu . Namun sayang , Reina bukan lah gadis yang mudah terbawa perasaan . Reina hanya menganggap itu semua sebagai lelucon .

" Cepet kasih tau gue . Aren man --- "

" Gue disini , kenapa ? "

Sontak saja Reina menegang . Dengan kaku badannya berbalik dan menemukan Aren disana sedang berdiri tegak seraya menampilkan senyum smirk mengejeknya .

" Ikut gue "

Tanpa banyak kata Reina menyeret Aren keluar dari dalam warung mak eem . Aren tak merasa risih , bahkan ia terlihat seperti menikmatinya .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang