50

1.9K 87 0
                                    

Kita boleh merencanakan . Tapi tetap , tuhanlah yang menakdirkan .

-ArandaReinaAmora-




Dug ! Dug ! Dug !

Dengan perlahan jari jari mungil nan lentik milik Reina mulai mendribble pelan bola basket di tangannya . Hari ini , di pagi hari yang masih cerah Reina memutuskan untuk bermain bola basket dilapangan kompleks .

Reina melirik ke tepi lapangan , disana ada abangnya Reihan yang sedang duduk dengan buku tebal ditangannya juga telinga yang tersumpal oleh earphone .

Reina menghentikan mendribble bolanya . Dia memilih untuk menepi dan duduk di samping Reihan .

Glek ! Glek ! Glek !

Reina meneguk tandas air mineral yang sempat dibawanya dari rumah .

" Ngapain bang ? Tumben baca " ucap Reina seraya mengintip bacaan apa yang sedang di baca oleh sang kakak .

" Ck ! Bocil di bawah umur gak boleh baca !! " Sahut Reihan cepat kemudian memilih menutup buku yang sedang dibacanya .

" Dihh bocil apaan ? Udah segede gini juga masih aja di kata bocil " gerutu Reina .

" Badannya doang yang gede otaknya mah kagak "

" Yah yah yah gak tau sih lo bang ,, gini gini nih gue itu juara kelas "

" Sombong amatt !! "

" Serah lo dah ah !! Males gue " acuh Reina kemudian berjalan pergi menghindar dari Reihan yang selalu bisa membuatnya darah tinggi .

Ting !!

Ting !!

Handphone Reina bergetar .

Gavinakngennnn .....
Blik cpet gw d rmh lu !!

Otw cousinn !!!

Setelahnya Reina kembali memasukan Handphone berlogo apel tersebut ke dalam kantong celana kolor yang sedang digunakannya.  Oh iya , satu fakta lagi yang perlu kalian ketahui . Reina itu sering sekali memakai kolor jika di rumah .

" Assalamualaikum " salam Reina kala kakinya sudah menginjak ubin lantai di rumahnya .

Tidak ada yang menjawab salamnya . Mungkin mamanya tidur kali ya . Tapi apakah Ara sudah tidur di jam 10 pagi seperti ini ? Reina memilih tak peduli . Dia kemudian menaiki tangga untuk mencari dimana keberadaan sepupu laknatnya itu berada .

Ceklek !

Reina membuka pintu kamar Reihan . Namun nihil , disana tidak ada siapa siapa . Bahkan suasana kamar kakaknya itu kosong melompong .

Reina kemudian menutup kembali pintu kamar Reihan dan berjalan ke arah kamarnya .

Ceklek !

Dan benar saja , Reihan berada di balkon kamarnya . Itu semua terbukti dengan suara merdu yang keluar dari arah balkon dengan diiringi petikan senar gitar .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang