43

1.7K 79 0
                                    

Nyatanya hidup tak seindah apa yang dibayangkan, tak senyaman apa yang dirasakan, dan tak sebahagia apa yang dijalankan

-RaindraDarenAzelo-

Setelah kejadian di gudang tadi kini Reina memilih ruang musik sebagai tempatnya menenangkan diri . Jari jari lentiknya dengan lihai memencet not nada yang ada di hadapannya berderet rapih diatas piano hitam legam milik sekolah . Lantunan nada nada yang dikeluarkan oleh piano menyatu dengan suara lembut nan merdu milik Reina .

Reina menyanyikan lagu ' menghitung hari 2 '

Jangan kau beri harapan padaku ..
Seperti ingin .. tapi tak inginn ..
Yang aku minta tulus hatimu ..
Bukan pura pura ..

Reina menyanyikan bagian reff dari lagu itu . Namun lantunan merdunya terhenti kala seorang pria dengan tubuh tegap masuk ke dalam ruangan tersebut dengan senyum yang merekah .

Reina bangkit dari duduknya . Ia mengambil tasnya yang tergeletak begitu saja di lantai ruangan musik , kemudian dengan satu tarikan saja Reina menyampirkan tasnya di bahu sebelah kanan .

" Minggir ! " Sentak Reina dingin .

" Please , dengerin penjelasan gue dulu " pinta Aren dengan nada yang lembut . Kali ini Aren tak mau membuat Reina bertambah kecewa padanya . Aren akan menjelaskan semuanya .

" Gue sibuk gak ada waktu " ucap Reina dengan nada yang ketus .

" Gue tau gue salah Rei . Gue minta maaf " ucap Aren diakhiri dengan senyuman tipis yang menyiratkan ketulusan . " Gue mohon sama lo , dengerin penjelasan gue ya ? " Pinta Aren kemudian dengan pelan menuntun Reina agar kembali duduk di tempatnya semula .

Reina duduk di kursi yang ada , sedangkan Aren hanya berjongkok agar menyamakan posisinya dengan Reina .

" Lo mau kan denger penjelasan gue ? " Tanya Aren dengan sorotan mata yang teduh . Reina menatap dalam sorot mata teduh dihadapannya . Reina tahu , Aren tak mungkin melakukan sesuatu tanpa alasan . Tanpa sadar , satu tetes air mata lolos begitu saja dari pelupuk mata Reina . Isakan isakan tangis mulai terdengar . Reina tak kuat , ia tak bisa berpura pura baik baik saja .

" Lo jahat ... Hiks.. lo tega tar - taruhin gue ... Hiks .. hiks.. " ucap Reina sesenggukan dengan tangan yang terus menerus memukul keras bahu Aren .

Aren yang mendapat perlakuan seperti itu , hanya diam tak membalas . Dia tahu dia salah . Jadi Aren menerima ini semua .

Grep !!

Tanpa aba aba Aren memeluk erat tubuh mungil Reina . Membawanya kedalam dekapan hangat yang sangat Reina rindukan .

Setelah merasa isak tangis Reina sudah mereda dan tubuhnya pun tidak bergetar . Aren sedikit mendorong pelan dan kemudian menangkup pipi Reina dengan tangan besarnya .

" Gue minta maaf . Maafin gue " ucap Aren tulus . Ibu jarinya mengusap pelan sisa sisa air mata yang membekas di pipi chubby Reina .

Reina mendongak dan menatap tajam pandangan mata didepannya . Ia menginginkan penjelasan . Kenapa Aren tak kunjung juga menjelaskan .

" Jelasin apa yang terjadi " pinta Reina dengan nada yang masih terdengar sangat ketus .

Aren terkekeh kecil kemudian mulai membenarkan posisinya . Dia kemudian berjongkok dihadapan Reina .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang