2

4.9K 190 4
                                    

Cahaya sang surya sudah menyambut para remaja juga ibu ibu yang sedang melakukan kegiatan senam pagi tidak terkecuali dengan Reina juga Ara . Kedua anak dan ibu itu sedari tadi kompak mengikuti instruksi pelatihnya .

Reina tampil sederhana , hanya dengan celana legging bawah lutut dipadukan dengan kaos putih bertulisan ' im a bad gril ' . Tak lupa Reina juga mengikat rambutnya yang kini ia buat sedikit pirang .

Karena sudah merasa cukup lama senam , keduanya memutuskan untuk berhenti bersenam . Raina duduk di kursi yang tersedia sedangkan ibunya masih sibuk bercengkrama dengan para ibu ibu sosialita lainnya .

Bosan menunggu Reina pun mengedarkan pandangannya untuk melihat sekeliling lapangan . Pandangannya tertuju pada sekumpulan anak lelaki yang terlihat sedang berkumpul di salah satu warung disana .

Sepertinya Reina kenal . Dan ya !! Reina tahu !! . Mereka adalah Aren dkk . Sedang apa mereka disitu ?? .

Terlalu sibuk dengan pikirannya Reina jadi tak sadar jika Ara sudah berada di sampingnya .

" Rei , pulang yuk " ajak Ara .

Reina yang tersadar dari pikirannya pun segera mendongak menatap sang ibu lalu mengangguk anggukan kepalanya .

Mereka berjalan bersisian dengan Reina yang menggandeng tangan sang ibu . Saat akan melewati Aren dkk Ara mengajaknya berhenti sebentar .

" Kenapa mah ? "

" Beli minum gih . Haus mama " ucap Ara yang membuat Reina membulatkan matanya tak percaya .

" Aduh mah gak bisa ,,,, aku kebelet . Ah iya aku kebelet " jawab Reina dengan nada yang kikuk .

Ara mengerutkan alisnya , ia juga sempat melihat kearah warung itu . Sepertinya Ara mulai mengerti .

" Malu kamu Rei . Payah banget " ledek Ara membuat Reina menatapnya tak terima .

" Gak . Siapa yang malu . Lagian ngapain malu sama anak anak tengil kayak begitu "

" Yaudah sana beli . Mama tunggu di kursi depan situ " jawab Ara seraya menunjuk kursi yang berada di depan warung itu .

" Kenapa gak mama yang beli aku tunggu disitu " usul Reina .

" Yaudah deh yukk "

Ara menggandeng tangan putri bungsunya itu . Meski dengan langkah yang berat Reina tetap melangkah mengikuti sang mama . Dia mati matian mendatarkan ekspresinya agar tidak terlihat gerogi di hadapan Aren dkk . Entah mengapa , setiap dirinya bertemu Aren dkk diluar sekolah rasanya selalu begini .

" Hai Rei " sapa Pandu .

Reina yang disapa hanya menunjukan senyum terpaksanya .

" Kalian kenal ?? " Tanya Ara

" Iya tan , tante ibunya ? " Tanya Pandu balik .

" Iya saya ibunya . Lagi pada ngapain nih ?? "

" Biasa tan anak muda " jawab Pandu dengan menaikan satu alisnya membuat Ara menggelengkan kepalanya .

" Kamu ini "

" Mah katanya mau beli minum . Ayo dong panas nih " ucap Reina cepat saat melihat Ara akan melanjutkan obrolan tak jelasnya dengan pandu .

Seolah mengerti dengan apa yang anaknya rasakan Ara segera masuk kedalam warung dan Reina menunggunya di luar .

" Tumben senam " ucap Aren yang sejak tadi hanya diam menyimak obrolan Ara dan Pandu dan terkadang tersenyum saat Ara menatap kearahnya.

" Gue senam mulu kali " balas Reina dengan nada yang malas . Sekarang Reina sedikit merutuki dirinya yang jika akan berolahraga selalu melupakan ponselnya . Jadinya sekarang dengan terpaksa dia harus meladeni ucapan Aren .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang