17

2.2K 109 0
                                    

Rooptof adalah tempat ternyaman bagi anak anak nakal jika mereka sedang membolos . Mungkin bisa sampai tak tahu waktu mereka membolos di rooftop . Angin sepoi sepoi , teriknya sinar matahari sore ditambah dengan camilan camilan yang mereka bawa dari kantin membuat mereka semakin betah berada disana  .

" Gibran " panggil Pandu

" Hm " dehem Gibran lalu melirik sekilas dan kembali pada handphonenya yang sedang menampilkan game online mobile legend .

" Bukan gue Gib , serius deh bukan gue " ejek Pandu menirukan suara Gibran saat mengelak di kantin tadi .

" Ck ! Bangsat lo !! "

" Ck ! Ngegas lo !! "

" Suka suka gue , hidup hidup gue "

" Bukan gue ya bukan " ejek Pandu masih saja membuat kesal orang .

" Feel nya kurang dapet ah " komentar Riko  .

" Apanya yang gak dapet ? Suara udah persis kok , gaya bicaranya juga hampir sama " bingung Pandu .

" Gibran mah merah mukanya kok waktu lo mukanya item sih " ejek Riko yang mengundang tawa jenaka dari mereka . Aren dan Kinzi yang hanya menyimak pun ikut terbahak sebentar .

" Kok jadi ledekin gue sih ?! Gak bisa dibiarin ini !! " Protes Pandu .

Sekarang jadilah posisi yang terbalik dimana Pandu diejek dan Gibran mengejeknya habis habisan .

Tapi ya begitulah pertemanan antara mereka . Lelaki itu asik , apapun cara bertemannya selalu bisa diterima . Beda dengan perempuan salah kata sedikit saja bisa berakibat fatal . Tapi yang jelas dengan siapa kita berteman harus bisa saling menjaga , merawat dan melindungi .

Tak jauh beda dengan pertemanan Aren pertemanan Reina pun terjalin dengan sangat baik . Kini Reina dkk sudah pulang ke rumah nya masing masing .

Reina yang hari ini membawa motornya ke sekolah . Katanya sudah lama tak di gunakan .

Saat sedang melaju dengan kecepatan normal tiba tiba motornya dihadang . Ternyata bukan hanya dari depan . Motornya di hadang dari segala Arah .
Bisa dibilang motornya di kepung .

Reina yang mulai merasa panik mengadalkan handphone nya yang ia simpan di tas depannya . Dengan cepat ia menelpon kontak secara acak . Berharap siapa yang menerimanya bisa membantu atau memberi tahu yang lain agar bisa menyelamatkannya .

Jika hanya satu , mungkin Reina masih bisa mengelak . Mungkin dua atau tiga Reina masih bisa lolos . Tapi jika di kepung seperti ini tak ada harapan lain untuk Reina agar bisa lolos . Satu satunya harapan agar Reina tak celaka dengan diam di tempat ramai . Tapi resikonya lah yang besar . Kemungkinan banyak pengguna jalan yang akan menolongnya dan itu akan membuat keributan semakin besar .

Selesai dengan menelpon orang yang entah siapa Reina melajukan motornya , bermaksud untuk menggiring anak anak yang menghadangnya ke jalanan yang lumayan sepi agar nanti jika ada yang menolongnya mereka bisa dengan mudah menghabisi .

Satu dari banyaknya anak yang menghadangnya berjalan menghampiri . Reina tak mengenali semuanya . Wajah mereka tampak asing di matanya . Tapi dilihat dari mimik wajahnya sepertinya orang itu adalah orang jahat .

" Mau lo apa " tanya Reina berusaha untuk tenang . Jujur perasaannya saat ini sangat kacau . Ada rasa takut , ada amarah dan juga ada rasa curiga yang bercampur menjadi satu . Untuk saat ini Reina hanya bisa berharap semoga siapa yang tadi di telponnya bisa datang dan menyelamatkannya .

Lelaki tadi hanya menampilkan senyum smirk saat Reina bertanya . Dia semakin berjalan mendekat .

" Lo... Reina ? " Tanya lelaki itu sedikit menggangtung .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang