27

1.8K 91 0
                                    

Melihatmu rapuh adalah titik
tersulit bagiku

-RaindraDarenAzelo-








Ternyata Aren membawa Reina ke taman belakang sekolah . Mereka duduk berdua diatas rumput rumput taman yang tumbuh subur .

" Ngapain ? " Tanya Reina memulai pembicaraan .

" Gue cuma mau buat lo tenang . Udara taman yang tenang bisa buat pikiran lo juga lebih tenang . Kalau udah gitu lo dengan perlahan bisa nurunin emosi lo "

Reina hanya diam kemudian mata hitamnya menatap ke atas . Melihat langit yang masih tampak cerah . Sepertinya sang surya sedang bahagia . Buktinya sejak tadi cahaya terus saja bersinar dengan terang .

" Gak ada yang mau lo omongin ? " Pancing Reina . Reina berharap Aren peka dengan pertanyaannya dan menjelaskan semuanya dari awal .

" Hah ? Maksudnya apa ? "

" Gak "

" Yang bener Reina , kenapa ? "

" Gak "

" Lo ada masalah ? "

" Gak "

" Terus kenapa ? "

" Gapapa "

" Lo kok cuek ? "

" Gak kok , biasa aja "

Aren hanya mendengus pasrah . Kini  mata coklatnya menatap gadis disampingnya . Apa maksud pertanyaan Reina ? Kenapa Aren tak mengerti ? Apa ada yang mengatakan Reina tentang sesuatu .

" Ren , gue mau curhat boleh ? "

" Boleh "

" Dulu , waktu gue kecil kira kira tk lah ya . Gue punya sahabat , dia cowok namanya Rain . Rain baik banget sama gue . Dia selalu manggil gue cantik , gue gak tau alasan kenapa dia manggil gue cantik . Rain selalu jagain gue , dia selalu jauhin gue dari kucing kucing . Ya seperti yang lo liat kemarin , gue takut kucing . Itu sebabnya kenapa Rain jauhin gue dari kucing . Tapi , waktu kita SD kelas 2 dia pindah gitu aja . Dia gak ngomong pergi kemana . Yang jelas waktu itu , habis pulang sekolah gue kerumahnya buat nanyain kenapa dia gak masuk sekolah . Tapi , yang ada disana cuma satpam yang lagi sibuk ngunci gerbang . Kata satpam keluarga dia pindah . Gue syok dan gak percaya . Tapi yaudah lah mungkin emang udah takdirnya gue pisah sama Rain . Bahkan sampe saat ini gue gak pernah ketemu Rain lagi " cerita Reina dengan pandangan yang tetap mengarah ke atas langit .

" Sabar Rei , mungkin jika waktunya tepat semesta dan takdir akan buat lo ketemu sama dia . Sekarang lo cuma tinggal tunggu aja datangnya hari itu " jawab Aren dengan senyuman manisnya . Reina menatap sekilas Aren , sudut bibirnya terangkat menampilkan senyum manis eits ralat senyumannya lebih terlihat seperti senyum getir.

Bahkan disaat gue udah coba pancing lo . Lo tetep gak mau jujur Ren Lirih Reina dalam hati .

" Gue ke kelas duluan Ren " pamit Reina beranjak dari duduknya dan pergi dengan segudang rasa kecewa .

Reina kecewa karena Aren ternyata tak mau jujur kepadanya . Padahal menurut Reina itu adalah momen yang tepat untuk Aren berkata jujur .

Langkahnya terus berlari tak tentu arah . Kelas ? Tak mungkin Reina kesana . Tadi hanya alibi Reina saja untuk dapat menghindar dari Aren . Mungkin selama beberapa hari kedepan Reina akan berusaha menjaga jarak dengan Aren . Reina ingin menjernihkan pikirannya , ingin berusaha untuk berfikir positif dan Reina juga masih ingin mendengar penjelasan Aren yang sebenarnya .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang