18

2.2K 104 0
                                    

Cahaya matahari pagi menyelinap masuk menyinari ruangan bernuansa putih putih ini . Dua remaja yang berada di dalamnya masih terlelap ke alam mimpinya masing masing .

Reina sedikit mengerjapkan matanya saat pantulan sinar matahari masuk menelisik ke dalam kelopak matanya .

Matanya terbuka dan menampakan sosok lelaki tampan yang tertidur pulas diatas perut ratanya .

Reina tersenyum sekilas . Rasanya tak bisa dijelaskan antara senang , nyaman , tenang bercampur menjadi satu .

Reina mengusap pipi Aren pelan membuat sang empu melenguh lemah .

" Engghh " lenguh Aren . Matanya perlahan membuka walaupun terasa berat Aren tetap mencoba untuk membukanya .

" Jam berapa ? " Tanya Aren serak saat sudah memperbaiki posisinya menjadi menyender di sandaran kursi .

" Jam 6 , pulang gih abis itu sekolah "

" Males . Gue disini aja nemenin lo sampe pulang "

" Ogah ! Gue mau nyuruh abang buat jemput . Lagian juga kondisi gue udah pulih jadi kalau pun abang gak datang gue bisa pulang sendiri "

" Tapi gue kan orang yang udah buat lo masuk sini , jadi gue harus tanggung jawab buat nganterin lo pulang sampe rumah dengan selamat "

" Ck ! Ini ulah gue sendiri kali , lo dateng buat nyelametin gue dan gue mau nolong lo karena lo nolongin gue . Jadi ini akibat ulah gue sendiri "

" Tetep aja lo mau nyelametin gue kan ? "

" Bacot Ren bacot . Gue gak mau debat yah . Pokoknya sekarang lo balik , terus mandi pake baju berangkat sekolah . Nah nanti ijinin gue bilang kalau gue sakit . Sama besok juga . Gue masih mau istirahat di rumah "

" Dihh bilang aja lo males "

" Emang iya . Kenapa ? Masalah buat lo ? "

" Ngg---- "

" Udah sana pulang "

" Serius lo gak papa sendiri ? "

" Gak usah lebah deh Renn "

" Yaudah gue pergi ya " pamit Aren . Dan tanpa diduga Aren mencium sekilas kening Reina dan mengacak pelan rambut hitamnya .

" Assalamualaikum " ucap Aren sebelum benar benar hilang dari pandangan Reina termakan pintu .

" Waalaikum salam " jawab Reina lirih .

Reina masih tak bisa menormalkan irama ritme jantungnya . Tapi ia teringat akan menelpon abangnya untuk meminta pakaian ganti dan menjemputnya pulang .

Setelahnya Reina hanya bisa diam . Pikirannya terus saja berputar disaat dimana Aren mencium keningnya . Reina ingin marah tapi ia juga suka . Jadi Reina tak bisa berbuat apa apa .

Inilah yang Reina tak suka jika sudah menjalin hubungan pertemanan terlalu dekat dengan lain jenis . Perasaannya selalu saja ikut campur . Padahal Reina tak ingin perasaan ini hadir.  Sekarang Reina hanya bisa pasrah dan berharap semoga saja Aren juga merasakan hal yang sama .

Dilain sisi Reihan dengan terburu buru datang kerumah sakit . Ia menerima telpon dari adiknya jika sekarang Reina sudah diijinkan untuk pulang .

Kemarin Reihan dan kedua orang tuanya bukan tak ingin untuk datang dan menemani Reina dirumah sakit . Katanya Reina disini banyak teman . Teman temannya pun banyak yang datang dan menemaninya disini . Jelas saja itu semua bohong karena Reina selama sehari disini hanya ditemani oleh Aren saja . Memang , awalnya tidak hanya Aren tapi ada juga keempat sahabat Aren tapi mereka tak bisa terus menemaninya di rumah sakit karena mungkin mereka akan dicari oleh orang tua masing masing .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang