34

1.6K 77 0
                                    

Aku ingin seperti matahari yang bisa menyinari bumi,dan aku ingin seperti bintang yang bisa menemani bulan walau hanya sesaat

-RaindraDarenAzelo-

Kamar adalah tempat ternyaman bagi Reina . Selain bisa digunakan untuk ajang bermalas malasan kamar juga bisa diibaratkan temannya yang setia . Ya , kamar adalah teman curhatnya . Reina hanya akan menceritakan semua keluh kesahnya pada kamar . Kamar ini adalah saksi bisu dimana semua kesedihan dan kebahagiannya tertampung .

Reina bangkit dari tidurnya dan berjalan malas ke dalam kamar mandi . Membasuh wajahnya agar sedikit segar dan kemudian kembali keluar . Reina duduk di kursi meja belajarnya . Dia membuka buku dengan sampul biru langit yang bertuliskan ' My Diary '.  Halaman pertama berisi tentang foto masa kecilnya dulu yang sedang tertawa lepas dengan tangan menggenggam erat sebuah balon berwarna hitam .

Tok ! Tok ! Tok !

" Reii , abang masuk ya "

Ceklek !

Reihan masuk kedalam dan kemudian duduk di sofa berwarna toska yang ada di kamar Reina . Dengan sigap Reina menutup diary nya dan menyimpannya kembali ke tempat semula .

" Diary ? Tumben . Lagi ada masalah ? " Tanya Reihan saat tak sengaja melihat pergerakan Reina sedang mengembalikan buku diary nya .

Reina menghela nafas kasar . Sudah tidak bisa lagi dirinya berpura pura baik didepan sang kakak . Reihan pasti tahu jika Reina sudah membuka diary maka ada sesuatu yang terjadi dan itu sangat berpengaruh bagi Reina . Reina itu tipikal anak yang tertutup itu sebabnya Reihan sebagai kakak harus mengetahui bagaimana sikap dan mimik wajah Reina jika dia sedang memiliki masalah . Reina itu tak pernah memulai bercerita . Dia akan bercerita jika kita yang memulainya . Itu pun hanya pada orang orang tertentu .

" Ada masalah apa ? Cerita dong sama gue "

" Huhff ... Bangg " ucap Reina . Matanya menatap tenang sorot mata teduh yang ada dihadapannya . " Reinamaubalapan " dengan satu tarikan nafas dan bicaranya yang cepat Reina mengutarakan keinginannya .

" Hah ? Ngomong apa sih lo ? Cepet banget deh , ulang ulang " pinta Reihan kemudian sedikit mengubah posisi duduknya agar bisa lebih jelas mendengar perkataan Reina .

" Reina mau balapan bang " ucap Reina dengan nada yang tenang .

" APA ?! wah udah gila lo . Sumpah lo gila banget Rei . Gak , gue gak bakal ngijinin lo buat ikut balapan "

" Tapi bang r----- "

Ting ! Tong !!

Dengan terpaksa Reina memutuskan percakapannya . Reina bangkit dari duduknya dan berjalan turun kebawah untuk melihat siapa yang datang . Diikuti Reihan dibelakangnya yang mulai bisa menetralisir rasa terkejut nya . Bayangkan saja balapan ? Impresif sekali .

Ceklek !

Reina membelalakan matanya . Tara ? Iya yang datang malam ini kerumahnya adalah Tara . Darimana Tara tahu alamat rumahnya ?

" Eh Tar , lo ngapain ? " Tanya Reina sedikit agak canggung . Reina tak dekat dengan Tara jadi wajar saja jika masih sedikit canggung .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang