5

3.5K 157 0
                                    

Udara pagi hari ini terasa lebih dingin jika dibandingkan dengan hari hari yang lalu . Aren yang masih larut dalam mimpinya pun tampak hangat dalam balutan selimut tebal yang membelit di tubuh kekarnya .

Tidurnya agak sedikit terusik dengan suara alarm dari ponsel berlogo apel miliknya .

Aren sedikit membuka matanya , tangannya sibuk mencari cari dimana ponselnya berada . Setelah dapat Aren menyalakannya dan melihat jika jam masih pukul 05.05 .

Dengan langkah lunglai Aren berjalan ke kamar mandinya untuk mengambil air wudhu . Tak berapa lama Aren keluar dengan wajah yang terlihat lebih segar .

Menggelarkan sejadah dan mulai melaksanakan kewajibannya sebagai muslim . Setelahnya Aren kembali melipat sejadah dan sarung yang lantas ia simpan di rak nakas paling bawah .

Aren melangkah berjalan menuruni anak tangga . Langkahnya membawa pada meja makan yang sudah siap dengan banyak hidangan .

" Ma , Ira mana ? " Tanya Aren saat tak melihat batang hidung dari sang adik kecil .

" Tuh " tunjuk Hana - mama Aren - ke arah Ira yang sedang sibuk menonton film kartun di ruang keluarga .

" Heyy bocil !! " Teriak Aren .

Ira yang merasa terpanggil menatap tajam ke arah sang kakak sedangkan tersangka yang ditatap malah menunjukan kekehan gelinya .

" Abang !!! " Ketus Ira dengan air mata yang sudah menggenang di kelopak matanya .

" Uluh uluh ,,,, sini Ra makan " ajak Aren dengan nada yang halus . Ira tak menggubris , anak itu hanya melanjutkan menontonnya tanpa mau diganggu gugat oleh siapapun .

" Ra sini deh " rayu Aren pantang menyerah .

Akhirnya Ira mau meninggalkan kartunnya dan bergabung bersama dengan kakak juga kedua orang tuanya .

" Oh iya bang . Kakak cantik di swalayan kemarin siapa ? " Celetuk Ira membuat aktivitas Aren yang sedang melahap sarapannya terhenti .

" Temen " balasnya cuek .

" Temen apa temen bangg " ledek Dion .

" Temen pah "

" Cantik ya bang kayak Ira " ucap Ira dengan tingkat kepercayaan dirinya yang selangit .

" Iya " balas Aren mengalah . Ia tak ingin berdebat . Aren ingin menjadi sosok kakak yang baik dan lemah lembut .

" Kenalin dong sama mama " timpal Hana .

" Ngapain ?? "

" Ya biar kenal dong "

" Iya nih gimana kamu bang . Kenalin sini , bawa ke rumah " tambah Dion .

" Ira setuju !! " Sahut Ira dengan tangan yang terkepal dan diangkat ke atas .

Aren hanya diam tanpa ada niatan untuk menyahut . Yang benar saja , Reina ? Ke rumah ? Ahh memikirkannya saja membuat Aren gila .

Karena tadi Aren hanya mengambil wudhu , maka setelah sarapan Aren langsung saja bergegas mandi dan berangkat ke sekolah . Walaupun tujuan awalnya bukan sekolah melainkan warung Mak Eem .

Namun , entah ada hujan atau angin dari mana Aren langsung saja berangkat menuju sekolah dan bergegas masuk ke dalam kelasnya .

Didalam ternyata sudah ada banyak siswi . Aren melangkah dengan cuek berjalan ke arah bangkunya yang terletak di belakang .

----------

Disini , didalam sebuah rumah pohon sederhana yang sedang diguyur hujan Reina duduk lesehan dengan foto yang ia pegang erat erat . Matanya terpejam menikmati gemercik air yang terdengar dan suasana dingin yang terasa .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang