33

1.7K 90 0
                                    

Kamu itu objek yang nyata . Namun bagiku kamu terasa seperti fatamorgana

- ArndaReinaAmra-




Jam tangan hitam yang melekat apik di tangan kanan Reina sudah menunjukan pukul 10 lewat 5 . Reina memandang malas ke arah luar jendela . Ini sudah memasuki waktu istirahat tapi guru biologi di depan masih saja setia menerangkan pembelajaran .

Kringg !! Kringg !!!

Akhirnya hal yang ditunggu tunggu pun tiba . Tapi tetap saja bel berbunyi telat 10 menit dari waktu yang ditentukan . Guru pengajar pun menyudahi pembahasan kali ini . Beliau sedikit merapikan peralatannya dan keluar dari kelas XII Ipa 1 .

" Kuyy lah kantin " seru Maria . Suci , Intan dan tak lupa Reina mengangguk serempak . 

Mereka berempat pun berjalan beriringan menuju ke kantin . Reina berjalan berdampingan dengan Suci didepan , diikuti oleh Intan dan Maria di belakang .

Seperti biasa , meja tengah lah yang mereka tempati . Bukannya karena ingin menarik perhatian , tapi memang ketika sampai ke kantin hanya meja di jajaran tengah lah yang tersisa .

" Mau pesen apa ? " Tanya Intan .

" Hah ?! Serius nih Intan yang nawarin ? " Heboh Maria . Maria hanya tak percaya saja jika seorang Intan akan rela berdesakan untuk memesan makanan .

" Kesambet apaan lo ? " Tanya Suci dengan kekehan kecilnya .

" Yehh siapa bilang gue yang mau mesenin . Pesen mah sama Maria aja " jawab Intan yang membuat tawa Reina meledak seketika .

" Sudah kuduga " ucapnya dengan sisa sisa tawa yang masih terdengar .

Drttt ! Drtt !!

Tawa Reina terhenti kala saku rok nya bergetar menandakan ada pesan yang masuk ke dalam handphone nya . Reina mengeluarkan handphone nya dan melihat siapa pengirim pesan tersebut .

Nomer tidak dikenal , Reina mengerutkan alisnya . Pasalnya nomer tersebut mengirimkannya sebuah foto . Dengan rasa penasaran yang memuncak Reina membuka isi foto tersebut .

Deg !

Jantungnya seperti berhenti berdetak , stok oksigen disekitar pun seperti menurun . Matanya memburam , air matanya sudah menggenang di pelupuk mata . Dengan cepat Reina mengusap air matanya sebelum terlihat oleh para sahabatnya .

" Reii " sentak Maria . Sontak Reina menatap ke arah Reina dengan alis terangkat menandakan ' kenapa ' atau ' ada apa ' .

" Mau pesen apa ? "

" Samain " ucapnya lalu tersenyum paksa .

Reina bangkit dari duduknya . " Gue ke toilet sebentar ya " ucapnya dan kemudian berlari terbirit birit masuk ke dalam toilet .

Reina masuk ke salah satu bilik toilet . Air matanya luruh begitu saja . Isak tangis yang memilukan lolos keluar begitu saja dari bibir ranum miliknya . Reina tak kuat , tapi dengan cepat Reina menghapus air mata yang terus mengalir di pipinya .

" Reina lo harus sadar , Aren bukan punya lo . Dia cuma sekedar sahabat kecil lo , gak lebih !! "

Ya ! Entah siapa orangnya dan apa tujuannya . Orang asing yang membagikan foto padanya adalah foto dimana Aren sedang dipeluk oleh seorang wanita . Reina tak tahu siapa wanita itu . Posisinya membelakangi kamera . Bahkan jika dilihat dengan detail , foto itu menunjukan jika Aren lah yang memeluknya dan wanita itu hanya diam tak membalas .

" Arggghhh " erangan itu keluar dengan jelas dari mulut Reina tangannya terus memukul mukul bilik pemisah toilet .

Dalam sekejap , tubuhnya luruh ke bawah . Reina tak perduli dengan pakaian nya yang akan basah . Reina hanya ingin meluapkan semua rasa sakit dihatinya . Ternyata seperti ini rasanya sakit hati .

Tok ! Tok ! Tok !

Tubuh Reina menegang . Dengan segera Reina bangkit dan mengusap kasar air matanya .

Ceklek !

Pintu toilet terbuka . Reina hanya bisa menampilkan senyum tipisnya saat ternyata orang yang mengetuk pintu adalah Tara .

" Loh Tara ? Lo ngapain ? Kok bisa di toilet cewek ? " Tanya Reina dengan suara serak menahan tangis .

Grep !

Tara mendekap erat tubuh rapuh Reina . Tara tahu jika Reina tak baik baik saja . Itu semua dapat Tara baca dari kondisi wajah Reina yang sangat berantakan . Matanya sembab , hidung merah dan pipi yang menunjukan sisa sisa air mata . Soal kenapa Tara bisa masuk ke dalam ? Tara refleks masuk toilet wanita saat mendengar erangan frustasi dari dalam toilet .

" Gue tau lo lagi sedih . Nangis aja sepuas lo . Gak usah pura pura baik baik aja di depan gue " ucap Tara tulus . Tangannya bergerak mengelus lembut rambut hitam milik Reina .

Isak tangis terdengar jelas di telinga Tara , dengan perlahan tubuh Reina bergetar . Reina menumpahkan seluruh sakit hatinya dalam tangisan pilu yang Reina keluarkan dalam dekapan tubuh Tara .

Hal itu hanya berlangsung beberapa menit saja . Setelahnya Reina memundurkan langkahnya . Reina mendongak keatas . Dia tersenyum , senyuman itu senyuman pertama yang Tara lihat langsung di hadapannya . Biasanya dia hanya bisa melihat dari jauh . Tapi sekarang senyuman itu nyata ada di hadapannya . Tangan Tara terulur untuk mengusap air mata yang masih tersisa di pipi Reina . Namun belum sempat Tara mengusapnya Reina dengan cepat sudah memundurkan langkahnya .

" Gapapa biar gue aja " Reina mengusap air matanya . Dia lalu tersenyum kembali " makasih Tar "

Reina berjalan ke arah wastafel , dia melihat pantulan dirinya di cermin yang ada di sana . Sangat menyedihkan . Reina kemudian membasuh mukanya .

" Gue duluan " ucapnya dan keluar dari dalam toilet begitu saja .

Reina berjalan dengan langkah lunglainya . Menyeret paksa kaki jenjang nya agar dapat melangkah menuju ke kantin . Reina akan memutuskan untuk berlaku biasa saja dan tampak tak terjadi apa apa . Ini masalah pribadinya . Sahabat ataupun orang orang tak perlu tahu . Dan Reina pun sudah memutuskan untuk menjauh dari Aren . Untuk saat ini Reina akan fokus menghilangkan perasaannya . Mungkin memang ini yang terbaik . Aren tidak menyayanginya . Menyayangi pun tidak bagaimana dengan cinta ?

" Rei , are you okey ? " Tanya Intan khawatir . Pasalnya sejak datang dari toilet Reina terlihat sedikit lemas .

" I am okey " jawab Reina dengan senyuman yang mengembang .

" Serius ?? " Selidik Intan .

" Intan plis deh , Reina lemes belum makan mungkin . Jangan lebay ahh " sahut Maria dengan mulut penuh dengan soto .

Reina kemudian tertawa sumbang " eh Maria kalau ngomong suka bener "

" Tuhkan bener kata gue " pede Maria .

" Iya deh iya " pasrah Intan .

Intan masih tetap tak percaya dia menatap Reina dengan jelas . Setiap inci wajahnya Intan teliti dengan jeli .

Gue tau lo gak baik baik aja Rei . Semoga aja masalah lo gak berat Batin Intan .

Sama halnya dengan Intan , Suci pun menatap tak percaya pada Reina . Dari mimik wajahnya saja . Suci sudah bisa menebak jika Reina sedang mengalami masalah . Tapi ya sudahlah mungkin Reina belum siap bercerita .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang