36

1.6K 77 0
                                    

Dia udah menghindar , seharusnya aku sadar bukan malah mengejar

-RaindraDarenAzelo-

Aren dkk sedang berkumpul bersama di markas Kansas . Disini , sepertinya ada lebih dari 50 orang yang berkumpul . Maklumlah malam ini adalah malam minggu . Jadi para anggota inti juga anggota mereka yang mayoritasnya seorang jomblo memilih untuk berkumpul dimarkas .

Aren , Gibran dan juga Kinzi duduk di sofa dengan tangan yang sibuk memainkan handphone mereka . Ketiga remaja itu sama sama sibuk dengan game di handphonenya . Eits ralat , hanya Aren dan Kinzi lah yang bermain game sedangkan Gibran sibuk bertukar pesan dengan Suci . Pandu dan Riko duduk lesehan di lantai markas . Keduanya sedang sibuk bernyanyi ria . Pandu menyanyi dengan suara yang terbilang cukup bagus dan diiringi oleh Riko yang memetikkan senar senar gitar dipangkuannya .

" Eh gue duluan ya " sahut Gibran tiba tiba lalu beranjak dari duduknya dan berjalan keluar markas .

" KALAU BALIK LAGI KESINI BAWA MARTABAK GIBBB !!! " Teriak Pandu yang menjeda lirik lagunya kemudian kembali menyambung liriknya setelah selesai berteriak .

" Sinting emang ! " Cibir Riko .

" Heh ?! Gue denger ya " seru Pandu tak terima . Dirinya masih normal untuk dikatai sinting .

" Udah lanjut aja nyanyinya . Kalau lo banyak ngomong banyak yang kepotong liriknya "

Pandu kembali bersenandung senang menyanyikan lirik lirik lagu dari berbagai gendre . Semua lagi Pandu nyanyikan dari mulai pop , rock sampai lagu dangdut pun Pandu nyanyikan .

" Victoryy "

Sontak saja Pandu dan Riko menghentikan aksinya dan menatap ke arah sumber suara . Dengan sengaja Aren memperbesar suara handphonenya hingga menghasilkan bunyi yang besar .

" Anjing !! " Umpat Pandu " Lo mah gak asih ah ,, sengaja kan lo biar gue berhenti nyanyi !! " Decak Pandu sebal . Pandu sudah hafal dengan sifat Aren , pasti Aren sengaja agar Pandu diam dan berhenti bernyanyi .

Aren hanya mengangkat bahu juga alisnya acuh dengan pandangan fokus ke handphone .

" Tumben Ren malam minggu di markas " ucap Riko .

" Nah bener , tumben banget . Biasanya juga nempel mulu sama Reina " timpal Pandu .

" Terserah gue dong " jawab Aren singkat dengan kesan nada yang acuh .

" Reina kemana ? Lo ada masalah ya sama dia ? Dari kemarin perasaan lo sama Reina kayak sama sama jaga jarak " ucap Riko . Riko memang sedikit memperhatikan interaksi Aren dan Reina kemarin . Ia melihat jika kedua remaja itu sama sama seperti saling menghindar . Entah ada masalah apa yang menimpa sahabat sekaligus ketua geng nya itu .

" Gapapa " balas Aren singkat . Mood nya langsung memburuk saat mendengar nama Reina .

Memang benar , hubungannya dengan Reina sedang sedikit buruk . Alasannya karena Aren kemarin malam sempat mengajak Reina untuk jalan tapi ditolak dengan embel embel belajar . Tapi , saat tak sengaja Aren melewati daerah jalan layang yang berada di Dago Aren melihat Reina sedang berboncengan motor dengan Tara . Lelaki yang sejak awal sudah Aren anggap sebagai saingannya .

" Ada makanan ? " Tanya Kinzi dengan wajah yang datar . Kinzi bermaksud mengalihkan pembicaraan agar suasana hati Aren kembali membaik . Kinzi yang notabenya adalah sahabat yang paling dekat dengan Aren mengerti jika sahabatnya itu pasti sedang memiliki sedikit permasalahan dengan Reina .

" Ada didapur " jawab Riko .

Dengan gerakan cepat Kinzi bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil beberapa makanan yang katanya berada disini . Tapi tak lama Kinzi kembali keluar dari dapur dengan tangan kosong .

" Bwahahahaha " tawa Riko menggema seisi ruangan . Kali ini ia berhasil mengerjai seorang Kinzi Hirani Viloka " enak di kerjain ? " Ucapnya dengan kekehan kekehan kecil yang masih tersisa .

" Bangsat !! " Umpat Kinzi .

" Udah udah , berhubung gue lagi baik nih Zii gue bakal buatin makanan buat lo . Tungguin ya " ucap Pandu tiba tiba .

" Sekalian sama gue " timpal Aren .

" Siapp "

" Tumbenan banget lo , kesambet apaan sih ? " Ucap Riko tak percaya .

" Bangsat banget ya lo !! Udah ah gue mau masak nih . Mau sekalian gak ? "

" Boleh "

Pandu kemudian segera berjalan masuk ke dalam dapur . Aren , Kinzi dan Riko memantau terus setiap pergerakan pergerakan yang Pandu lakukan . Entahlah , ketiganya kurang percaya jika Pandu benar benar bisa membuat makanan .

Tak berapa lama Pandu keluar dari dalam dapur dengan membawa sepiring camilan ditangannya . Pandu menyimpan camilan itu diatas meja .

" Ayok ayok guys cobain " semangat Pandu . Pandu kembali mengangkat piringnya dan berjalan berkeliling agar semua yang ada di markas dapat mencoba camilan yang dibuatnya .

" Cobain ih bukan diliatin doang !! " Omel Pandu saat ketiga sahabatnya hanya diam dan memandang makanan ditangan mereka dengan pandangan yang tak minat .

" Ini apa ? " Tanya Aren heran . Makanan yang dibuat Pandu itu aneh . Ini terlihat seperti timun mentah yang dipotong potong tipis dengan baluran terigu dan kemudian digoreng .

" Ini itu bakwan amerika " jawab Pandu sekenanya dan langsung mendapat toyoran manis di keningnya . Pelakunya sudah dapat dipastikan yaitu Riko .

" Ngaco lo Pan . Timun goreng begini lo bilang bakwan amerika ? " Ucap Aren tak percaya dia terkekeh sendiri akibat tingkah nyeleneh yang Pandu lakukan .

" Salah konsep lo " ucap Kinzi tiba tiba " harusnya acar bukan timun " tambahnya .

Kinzi sudah mencari tahu apa yang terjadi dengan makanan ditangannya . Tak lama setelahnya Kinzi mendapat pencerahan . Ternyata benar apa kata Pandu . Itu adalah bakwan Amerika , lebih tepatnya bakwan versi Amerika . Tapi , ada sedikit kejanggalan jika di internet itu dibuat dari acar , sedangkan Pandu membuatnya dari timun biasa .

" Masa sih ? Perasaan kemarin gue liat di beranda tiktok timun kok bukan acar " ucap Pandu keukeuh dengan pendiriannya .

" Terserah " ucap Kinzi datar .

Aren yang sekarang sudah paham apa konsep makanan yang Pandu buat itupun mengangguk paham .

" Banyak belajar lagi Pan . Kalau masih ragu mendingan jangan deh . Takutnya jadi gini , ancur " ucap Aren menasehati Pandu .

" Jangan lupa Ren amalkan ucapannya " timpal Pandu berbalik arah . Pandu pikir , kata kata itu sangat cocok untuk Aren . Ibaratkan begini , Aren suka Reina ingin menjadikan Reina miliknya tapi dia tak tahu itu hanya sekedar hawa nafsu atau murni rasa cinta .

Aren hanya mendengus malas . Lebih baik dia diam daripada berbicara salah sedikit bisa berakibat fatal nantinya .

Tapi jika dipikir pikir ucapan Pandu ada benarnya . Aren harus lebih bisa memutuskan apa yang akan dilakukannya . Antara harus diam dan berhenti mengejar Reina ataukah tetap mengejar Reina .

Reina ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang