Manusia selalu jadi sumber patah hati, kecewa, marah dan sedih. Sudah paham sampai di sini? Jadi kurangi menaruh harapan yang terlalu tinggi, kalau tidak mau tersakiti.
Qia menggigit pipi bagian dalamnya saat menyadari kalau tempat dia makan beresebelahan dengan Kakak Kelas yang tadi pagi dia marahi.
Rasanya ... kayak ada malu-malunya gitu. Mana dia belum minta maaf karena keburu Kakak itu pergi."Uhuk uhuk!" Sargan berakting batuk. Dia yang tadi pagi melihat interaksi Zayn dan si cewek bar-bar. Seketika bersemangat untuk jadi mak comblang keduanya.
Melihat Sargan terbatuk-batuk membuat Zayn mendelik."Mau sekarat bukan?" Sudah dibilang, Zayn itu definisi maknae laknat yang tidak ada adab pada abang-abangnya.
"Sembarangan lo!"
Zayn masih belum sadar rupanya."Apaan sih lo?" tanya Zayn ketika melihat alis Sargan naik turun.
Qia yang sadar kalau sedang jadi bahan perbincangan teman Zayn, refleks menutup wajahnya dengan buku menu kafetaria kantin.
"Cewek mah gitu. Gengsi banget cuman buat minta maaf, padahal minta maaf gak bakal bikin gendut," kata Darfan tidak nyambung. Dia yang mulai paham dengan sel otak Sargan turut bersemangat menjadi biro jodoh untuk Zayn dan cewek galak itu.
"Apa hubungannya Saepuloh!" kesal Ardan.
"Kak saya mau minta maaf," kata Qia yang sudah menebalkan wajahnya untuk berhadapan dengan Zayn. Zayn yang tengah minum lemon tea, merasa terkejut. Dia menaikkan sebelah alisnya, menatap sebentar cewek berbadan mungil di hapannya.
Qia mengulurkan tangannya pada Zayn. Membuat Zayn menatap tangan cewek itu.
"JABAT TANGANMU BINTI AYAHMU DAN SEMUA WALI KAN BERKATA SAH. INI GILA TAPI KUMAU, HALALKANMU!" kata Darfan berperan seperti soundtrack di film-film.
"Sebut namamu dodol! Mana ada jabat tanganmu," koreksi Ardan. Gini-gini dia mantan anak band, jadi hafal banyak lagu. Skip tidak penting.
"Maaf bukan mahrom," kata Zayn membuat Qia tertegun. Mendengar Zayn berbicara seperti itu Ardan, Sargan dan Darfan terbahak keras. Bahkan Ardan sudah seperti hayam kekelepekkan saking ngakaknya. Yang tidak tahu apa itu hayam kekelepekkan, singkatnya macam ayam yang baru saja disembelih.
"Aing bengek lah," kata Sargan sambil menghapus air matanya.
Yang buat dia ngakak tuh ekspresi datar Zayn. Bisa-bisanya tuh anak tidak menunjukkan ekspresikan apapun.
Mendapat respon seperti itu, Qia langsung berlari menuju kelasnya. Malu banget Ya Tuhan T_T.
Pipi gadis itu sampai bersemu saking malunya."Woy Neng ini pesenannya belum dibayar!" teriak tukang batagor.
"Biar saya aja yang bayar, Mang," kata Zayn lalu menyerahkan selembar uang pada tukang batagor itu.
"AAAAAAA GEMOY," Sargan mencolek pipi Zayn membuat Zayn langsung berlari mengejar Sargan yang berlari ke arah lapangan. Zayn tuh paling gak suka kalau mukanya di sentuh siapapun. Sieun jerawatan ceunah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...