Lain kali, kalau mau bicara. Tolong lebih dipikir pakai otak, ya? Jangan asal jeplak biar tidak kena geplak.
"Rumaysha, bapak kamu tukang bohlam, ya?" kata seorang remaja laki-laki yang begitu gencar pedekate dengan Rumaysha. Dari tadi kerjaannya bolak-balik melewati meja Rumaysha dan Qia, katanya semenjak ada Rumaysha jalanan di sini terasa seperti dipasangi AC saking sejuknya. Tidak seperti sebelum ada Rumaysha, berasa lewat kandang harimau. Sebenarnya Qia sudah geram sendiri. Dia sedang mengumpulkan amarahnya menjadi sebuah bom yang siap dia ledakan kapanpun.
Rumaysha hanya menatap orang itu sekilas. Didiemin makin ngelunjak ternyata. Tapi kalau dia tegur, nanti dikiranya songong. Jujur saja, dia sangat tidak nyaman.
"Soalnya kedatangan kamu seperti menerangi kehidupanku," sambungnya membuat Qia begitu muak. Sangat muak malah.
Brak
Qia mendorong meja di hadapannya hingga meja itu terbalik. Lalu menatap tajam ke arah Samudra alias Sam, yang selalu Qia panggil dengan sebutan Samsudin.
"Sia teh bisa diem gak? Gak liat temen aing pengen muntah denger omongan sia, hah?!"Rasanya Qia ingin sekali mencakar wajah Sam alias Samsudin. Masa bodo kalau misalnya jadi ada hujan lokal karena air liurnya yang tidak bisa diajak kerja sama.
"Sia gelut aja deh sama aing!" sambung Qia menantang. Melihat Qia yang semakin tak terkendali, Rumaysha berusaha menahan Qia. Sayangnya tenaga Qia begitu kuat. Sampai Rumaysha termundur.
"Weh ada apa ini?" Kedatangan anak Lion membuat anak perempuannya langsung heboh. Ada rasa ingin dinotice. Tapi tahu diri.
"Gak usah ikut campur!" sentak Qia membuat Darfan melongo. E buset, galak bener.
Zayn menatap datar ke arah Qia. Lalu beralih menatap adiknya yang kini menunduk.
"Bisa diomongin baik-baik? Ada apa?" Qia menarik napasnya. Dia menatap tajam ke arah Sam yang kini memberi tatapan memohon kepadanya.
"Orang ini dari tadi ganggu temen saya terus. Ngampas mulu kerjaannya, gimana gak kesel?!"
jelas Qia berapi-api. Dan entah kenapa melihat wajah Sam membuatnya tidak bisa menahan emosi. Alhasil dia terus menguber-nguber Sam. Menjambaknya tanpa ampun. Hingga anak-anak Lion terus bersorak menyemangati pertarungan mereka."YAK SEMANGAT DEK! COWOK KAYAK GITU MAH UDAH BOTAKIN AJA!" kata Darfan mengompori.
"Ini sih gak boleh dilewatin! Siarin di IG jangan?" tanya Sargan membuat Zayn menatapnya tajam.
Dia langsung bertindak menarik Sam dari Qia, dan berisyarat pada Rumaysha untuk menarik Qia menjauh dari Sam."Kalian semua kalau ada yang berantem tuh dipisahin. Jangan malah dijadiin tontonan, apalagi kalau yang jadi objeknya tuh cewek. Coba bayangin kalau yang diginiin saudari perempuan kalian," omel Zayn membuat Darfan dan Sargan yang tadinya cekikikan seketika terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...