Yaa Allaah, aku jatuh cinta. Tolong biarkan aku menyentuh hati seseorang yang hatinya ditujukan kepada-Mu
Sulit bagi Ardan untuk mengabaikan perasaannya pada Rumaysha. Sejak awal pertemuan mereka, gadis itu sudah menarik perhatiannya. Bagaimana Rumaysha selalu menghindarinya. Sangat jauh berbeda dengan perempuan yang selama ini ditemuinya. Saat perempuan yang lainnya repot-repot menarik perhatian seorang Diardan Mayen Algafka dengan kecantikan mereka. Rumaysha berhasil membuat Ardan terpikat hanya karena sifatnya yang pemalu dan begitu menjaga diri.
"Awas copot tuh mata," ejek Sargan sambil menepuk bahu Ardan.
Ardan menatap jam yang melingkari tangannya. Pukul 11.38 ternyata. Dia melihat Rumaysha melewati kelasnya sambil menenteng sebuah tas yang mungkin saja berisi mukena.
"Sholat kuy," ajaknya membuat Sargan tersedak okky jelly drink.
Apa telinganya salah menangkap? Tumbenan sekali. Apakah akan ada bencana sampai Ardan tiba-tiba mengajak sholat.
"Zayn sholat kuy!" ajaknya membuat Darfan melongo.
Rada sedikit tidak percaya kalau Ardan mengajak begitu. Tahu sendiri lah, selama hampir 3 tahun berteman dengan Ardan. Memang Ardan pernah ikut shalat dengan mereka? Tuh anak biasanya suka menghilang entah kemana. Jangankan shalat fardhu, shalat jum'at yang hanya terjadi seminggu sekali saja dia susahnya minta ampun. Padahal di KTPnya islam. Makanya entah seperti ada angin apa saat Ardan tiba-tiba mengajak shalat.
Ini Ardan belum mau mati 'kan, ya? Pikir Darfan memastikan, habisan tumben sekali.Beda dengan kedua temannya yang melongo. Zayn langsung mengangguk semangat.
"Kuy!" sambut Zayn.
Keempatnya langsung bergegas menuju masjid. Sepanjang jalan, Ardan tidak henti-hetinya mengawasi Rumaysha yang kini tengah diajak bicara oleh seseorang. Pokoknya dia harus lebih dulu sampai daripada gadis itu.
"Gan, bantuin gue aja kali ini. Nanti 'kan si Zayn beres wudhu. Lo ambil al-qur'an, terus tanya-tanya tajwid ya sama tuh anak?" Ardan mulai menyusun skenarionya. Dia ini berniat menjaga Rumaysha wudhu, supaya aurat gadis itu tidak terlihat. Dia sering lihat betapa kesulitan dan tidak nyamannya Rumaysha saat wudhu.
"Hah?" tanya Sargan cengo. Dia masih belum paham.
Ardan berdecak, dia buru-buru membisikan kata-kata pada Sargan. Membuat Sargan mengangguk-ngangguk.
"Bisa aja lo!" Sargan menepuk bahu Ardan kuat-kuat. Membuat Ardan mendelik tajam.
"Untung gue lagi bagus nih moodnya,"ujar Ardan sinis.
Dia menatap adik kelas yang membawa sarung.
"Heh lo! Sini!" kata Ardan dengan nada bossy. Anak yang dipanggil Ardan itu langsung pucat pasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...