29. Pretty Savege Pt.2

4.1K 767 150
                                    

Hari Sabtu selalu jadi hari yang berbeda bagi Razqia Wardany

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Sabtu selalu jadi hari yang berbeda bagi Razqia Wardany. Di saat yang lainnya belibur, Qia menghabiskan waktunya di hari Sabtu sebagai seorang dish washer di sebuah kafe ramai pengunjung. Dia tidak punya pilihan lain, hanya lowongan ini yang kosong untuknya. Dan digaji sebesar 100 ribu perhari ditambah uang makan. Baginya sudah cukup. Paling tidak dia punya sedikit uang untuk jajan Ian dan Putra. Juga tambahan untuk kebutuhan Ujiannya nanti.

Qia mengikat kerudungnya, lalu mengenakan apron berbahan plastik beserta sarung tangan silikon. Hari ini dia bekerja seorang diri, kemungkinan akan sampai larut malam juga. Satu yang dia syukuri, di tiap hari Sabtu bapaknya tidak pulang dan berjaga shift malam di tempat kerjanya. Menemani satpam katanya.

Gadis itu berdecak pelan saat melihat sisa makanan yang masih banyak di beberapa piring. Miris juga, di saat dia harus banting tulang hanya demi sesuap nasi. Tapi dengan mudahnya orang ini membuang-buang makanan. Mana makanan mahal semua.

Di luar sana bahkan ada yang rela memungut bekas nasi hanya demi bisa makan nasi. Setidaknya meski makan dengan sederhana, Qia bersyukur dia masih bisa makan. Maka dari itu, Qia selalu berusaha menghabiskan makannya. Enak atau tidak. Tetap dia habiskan. Kata legend yang sering keluar dari mulutnya saat rasa makanannya kurang lezat atau bahkan lebih ke rasa tidak enak, Qia selalu mengatakan "Bismillah paksakeun!" Dibantu dengan minum air yang banyak juga. Paling tidak, tidak ada sebutir nasi yang terbuang sia-sia.

Bagi Qia, apa yang dia alami saat ini. Akan jadi pelajaran berharga dalam hidupnya. Suatu saat nanti, ketika dia sukses. Dia akan ingat, kalau dia pernah ada di posisi ini.

Kalau ditanya suka dukanya, maka Qia akan menjawab 'banyak'. Dia harus melawan rasa jijiknya untuk membersihkan bekas makan milik orang lain, belum lagi harus berdiri lama, pulang malam yang membuat Qia kesulitan karena angkutan sudah jarang lewat kalau malam. Berakhir dengan dia yang harus jalan. Tapi Allah begitu baik padanya karena selalu memulangkan dia dalam keadaan baik-baik saja.

Qia mencuci semua piringnya dengan sangat telaten, untuk mempermudah proses pembersihan. Dia memberi irisan lemon pada sabun yang sudah dicampur air, sehingga hasil cucianjya jadi bersih dan kesat.

Tepat pada pukul setengah 4 sore, seluruh cuciannya kering. Dia melanjutkan pekerjaannya untuk mengeringkan piring, sendok garpu beserta mangkuk.

Pukul 4 pas, dia memutuskan untuk melaksanakan shalat ashar karena pekerjaannya selesai.

Oh ya, kalau boleh sedikit bercerita. Qia merasa tidak nyaman dengan kehadiran si manajer cafe. Entah kenapa melihat tatapannya membuat Qia kesal setengah mati. Dia ingat saat dulu pertama di interview. Si manajer itu mengatakan kata-kata tidak senonoh sambil beralasan kalau dia orang yang apa adanya. Memangnya sopankah begitu? Rasanya kalau bukan karena butuh, Qia enggan bekerja di sini. Apalagi banyak rumor buruk tentang si manajer. Bahkan asisten manajer yang sebelumnya sampai resign karena merasa tidak nyaman.

Nedrian's Sibling [Book 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang