Dari Abu Mas'ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." (HR. Muslim no. 1893).
Sejak kejadian di mana Qia tahu kalau Sargan adalah kekasih Zara. Cewek itu jadi selalu sewot jika ada anak Lion lewat. Bahkan sekarang kalau ada Zayn, dia juga turut menghindar. Pikiran-pikiran buruk jadi memutari otaknya. Apa Zayn juga seperti Sargan? Apa pergaulannya di luar batas? Apa Zayn punya kekasih?
"Qi!" panggil Rumaysha hendak mengajak Qia shalat dzuhur.
Tidak ada respon apapun dari Qia. Dia masih asyik melamun.
Hingga sedikit goncangan di tubuhnya membuat Qia sadar."Eh kenapa?"
"Ayo sholat!" ajak Rumaysha membuat Qia bergegas mengambil mukenanya."Kamu dari tadi ngelamun terus, ada masalah?" Qia kembali tercenung. Apa dia cerita saja soal ini pada Rumaysha?
"Kalau gak mau juga gak apa, tunggu kamu siap aja," sambung Rumaysha mencoba memberi pengertian.
Usapan di bahunya membuat Qia luluh. Pada akhirnya dia menceritakan apa yang sudah dia lewati hari kemarin. Minus masalah Zara yang hamil oleh Sargan. Dia juga tidak menyebut nama Zara. Melainkan menyebutnya dengan sebutan 'temen aku'. Oh iya, semenjak berteman dengan Rumaysha, gaya bicaranya jadi lebih halus. Ternyata rasanya tidak enak jika dia bicara gue-lo di saat Rumaysha menggunakan aku-kamu.
"Berarti kamu udah gak kerja di sana lagi, Qi?" Qia mengangguk lesu. Dia akan mencari pekerjaan baru niatnya. Meski terasa mustahil bagi dia yang notabenenya hanya lulusan SMP. Paling tidak dia harus mencoba.
"Aku mau cari lagi, apa aja. Asal halal dan jam kerjanya di hari libur," kata Qia.
Rumaysha terdiam sejenak. Nini 'kan punya usaha catering. Kebetulan memang selalu butuh orang untuk jaga gubukan makanan di tiap acara weeding di hari weekend. Mungkin dia akan bicarakan masalah ini pada nininya.
"Aku punya kenalan, dia usaha catering gitu. Gimana?" Qia mengangguk antusias.
"Boleh, May. Makasih banyak, ya. "
"Iya sama-sama. Btw ada lagi yang ganggu pikiran kamu gak?"
Qia terdiam sejenak. Ragu untuk membicarakan masalah ini pada Rumaysha. Malu juga sih sebenarnya. Masa iya dia tanya apa Zayn punya pacar atau tidak. Atau yang lebih memalukan lagi kalau dia sampai bertanya soal seperti apa pergaulan Zayn pada Rumaysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...