Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), akan tetapi orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.
(HR. Bukhori & Muslim)Zayn memarkirkan motornya. Dia menatap malas ke arah anak OSIS yang mulai riweuh mengatur formasi razia sepatu, maklum suka ada yang pakai sepatu bebas pas hari Senin. Bukan 'suka ada' lagi, tapi emang banyak banget. Zayn sendiri hanyalah anggota MPK. Dia juga bingung bagaimana ceritanya bisa keterima. Padahal waktu kelas 10 dia daftar hanya karena paksaan anak kelasnya. Pada saat wawancara pun dia sengaja menyalahkan semua jawabannya. Tapi tahunya malah keterima. Impressive emang.
"Lo jaga gerbang 'kan?" kata anak osis itu. Zayn hanya mengangguk singkat. Imagenya kalau bukan di kelas tuh macam cool boy yang sulit ditaklukan. Halah padahal mah anaknya bobrok gak ketulungan, tengil pula.
"Kalau gitu selamat bertugas. Nanti tolong bantu seleksi yang atributnya lengkap sama yang enggak." Lagi-lagi Zayn hanya mengangguk. Dia langsung berdiri di depan gerbang sekolah.
"Zayn, ngutang dulu lah. Nanti gue jalanin hukuman, kasbon dulu. Pengen berak nih," kata orang itu beralibi.
"Sampe bohong, gue doain mencret sih," balas Zayn membuat Sargan mengurungkan niatnya. Susah banget ngajak Zayn kerja sama. Dikasih sogokan juga tidak mempan.
"Oke, kita putus!" Zayn menatap horor ke arah sahabatnya. Lagian Sargan, tiap Senin pasti sabuknya hilang. Sampai bosen Zayn nganter Sargan beli sabuk di koperasi. Ditelen kali tuh sabuk.
Ini yang buat Zayn malas jaga di gerbang. Teman-temannya yang sangat suka mempersulit keadaan dengan menceritakan alasan-alasan tak masuk akal berharap Zayn luluh. Sayangnya Zayn bukan tipikal orang yang mudah dirayu atau dimintai belas kasih
"Aku sedang boring, rada-rada darting. Kamu bisa aku banting!"
Zayn menyenandungkan sebuah lagu yang tidak sengaja dia dengar dari fyp instagramnya. Waktu itu iseng-iseng dia scroll Instahgram yang isinya dagelan kocak. Eh ketemu lagu ini deh. Ya sudah dia putar berulang-ulang sampai jadi hafal. Beberapa anak cewek langsung menatapnya. Termaafkan, untung muka Zayn rupawan."Ini ditutup jam berapa gerbangnya?" tanya Vazka pada Zayn.
Dia bertanya pada orang yang salah. Zayn saja tidak tahu.
"Teuing atuh, coba tanya Pak Ketos,(Gak tau lah)" jawab Zayn sama sekali tidak membantu.Zayn kembali fokus mencatat siswa yang melanggar. Hampir mencapai 50 orang. Kebangetan sih ini mah.
"Hukumannya nulis terjemahan surat Al-Baqarah ayat 120-150, Zayn. Buat yang nonis nulis yang kitab mereka," kata Vazka membuat Zayn meringis.
Lumayan banyak sih itu mah.
Ngomong-ngomong, Zayn hampir saja lupa. Kalau malam ini dia harus setor hafalan pada Papanya."Zayn!" Mendengar namanya disebut, Zayn menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...