إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” ¹
Sargan menarik napasnya. Dia menatap jam yang melingkar di tangannya. Hari ini dia bela-belaan meminjam motor milik Ardan untuk menjemput Zara. Karena kalau dia mengenakan motor ducati miliknya, sudah dipastikan tidak akan diberi izin.
"Udah lama nunggu?" Seketika Sargan menoleh ke arah Zara yang kini tersenyum ke arahnya. Hatinya serasa diremas kuat. Dia harus memastikan sesuatu.
"Ada yang mau aku bicarain," kata Sargan. Membuat Zara yang hendak mengecup pipi cowok itu mengurungkan niatnya.
"Ngomong aja sih," balas Zara.
"Enggak di sini, Ra. Ayo naik," ajak Sargan.
Meski sulit untuk melepaskan Zara, tapi Sargan harus melakukannya. Dia tidak bisa terus membiarkan dirinya terlarut dalam kesalahan. Meskipun begitu, dia akan berusaha memperjuangkan Zara dengan cara yang layak di mata Tuhan. Tidak peduli apa perkataan orang lain, Sargan akan menerima segala kekurangan Zara. Menutupi ketidak utuhan gadis itu, menyempurnakan apa yang telah hilang. Dengan cara yang tepat.
"Kamu bulan ini udah dapat haid belum?" Tubuh Zara menegang. Dia menatap Sargan, harusnya sih dapat. Tapi belum ada tanda-tanda kalau tamu bulanannya akan datang. Terakhir kali melakukannya. Zara hanya melakukan dengan Sargan. Sebab sejak hari di mana Sargan memintanya untuk tidak melakukan pekerjaan hina semacam itu. Zara benar-benar bertekad untuk tidak lagi melakukannya. Dia tidak ingin memberi makan keluarganya dengan uang yang jauh dari kata halal.
"Ra?" Zara terkesiap, dia menatap Sargan. Lalu tersenyum kecil.
"Kalau kamu tiba-tiba gini, kamu horor tau," kata Zara.
Sargan menatap Zara dengan sendu. Air mata menggenangi matanya. Perempuan ini, mungkin mereka selalu bilang kalau Zara matre. Tapi, siapapun yang mengetahui fakta sebenarnya. Mereka tidak akan sanggup mendengar ini dari Zara. Hanya Zara yang selalu mau mendengarkan setiap keluhannya, tak jarang cewek itu jadi sasaran kemarahan Sargan jika emosinya tak terluapkan.
Siapapun takkan sanggup menjadi Zara. Adik yang sakit-sakitan, Ibu yang tidak bisa berjalan. Ayahnya yang kabur entah ke mana. Membuat Zara tidak punya pilihan lain. Di zaman seperti ini, sulit baginya untuk mencari pekerjaan dengan gaji jutaan dalam waktu cepat. Sedangkan adiknya harus cuci darah setiap bulannya. Dia menyambi pekerjaan sebagai waiter di sebuah restoran. Gajinya pun tak seberapa karena Zara hanya kerja di hari weekend.
Dia membuang rasa malu, sedih, jijik dan takutnya untuk menjual dirinya. Hari itu dia dan Sargan bertemu. Laki-laki itu menyelamatkannya. Tiada hari tanpa Sargan yang terus mengejarnya. Sampai akhirnya, Zara melabuhkan hatinya pada laki-laki itu. Dia tahu kalau Sargan berasal dari keluarga berada. Terbukti dari barang-barang yang cowok gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...