8. Edukasi dari Umma

5.6K 929 114
                                    

Lagi gak ada quote. Intinya semangat terus buat yang lagi berjuang melawan malas. Semangat buat yang daring, yang berjuang buat mencari rezeki. Yok semangat, katanya mau jadi orang sukses. Tapi kerjanya rebahan. Yo gimana? Dasar aku :)

Zayn menggenggam erat tangan seseorang di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zayn menggenggam erat tangan seseorang di sampingnya. Saling berbagi rasa hangat lewat telapak tangan satu sama lain, membuat keduanya nyaman sampai tak mau melepaskan tautan tangan mereka. Seolah-olah kalau tautan ini terlepas, mereka akan dipisahkan layaknya Nabi Adam dan Siti Hawa yang butuh waktu ratusan tahun untuk bisa kembali bertemu. Dengan perasaan membuncah Zayn menggandeng tangan gadis ini. Serasa dunia milik berdua. Keduanya hanya fokus dengan kedekatan mereka, tak peduli pada dunia di sekitarnya.

Setelah puas melewati beberapa tempat yang cukup romantis. Zayn dan gadis ini memutuskan untuk berhenti di sebuah taman yang cukup sepi. Tidak peduli dengan isu soal taman ini pernah dijadikan tempat bunuh diri oleh seorang perempuan. Kalau perginya dengan orang terkasih maka tak jadi masalah.

"Seneng banget?" tanya Zayn. Gadis di sebelahnya mengangguk sambil tersenyum manis. Membuat Zayn tidak tahan untuk mencubit pipinya dengan gemas. Tak sengaja pandangannya mengarah pada bibir merah muda alami yang seolah mengundang untuk diapa-apakan.

Semakin Zayn berusaha untuk memalingkan wajahnya, semakin besar dorongan itu. Kali ini Zayn kalah oleh hawa nafsunya, dia menutup matanya lalu menunduk, menghapus jarak di antara mereka berdua. Sang gadis merasa terkejut. Dia mencengkram kuat pinggiran kursi taman. Hanya tinggal sedikit lagi, sebab hidung keduanya sudah bersentuhan.

Dan ...

Byur

Zayn membuka matanya.

Ini apa miskah? XD

Dia begitu terkejut saat mendapati ummanya tengah memegang segelas air sambil menatap datar ke arahnya. Dia juga merasakan kalau celananya seperti mengompol. Tapi dia bisa bernapas lega, dia kira itu sungguhan. Naudzubillah jangan sampai deh.

"Bagus, main game sampai larut malam. Subuhannya telat. Umma kira udah berangkat duluan, taunya masih asyik molor," kata Maika.

Zayn mengusap wajahnya. Ck! Semalam ngapain juga dia harus goyah dan menerima ajakkan temannya untuk mabar.

"Maaf Umma," sesal Zayn. Dia merasa begitu gagal.

Melihat itu Maika menghela napasnya. Dia tadi tidak sengaja melewati kamar Zayn. Merasa aneh dengan kamar Zayn yang begitu senyap.

"Sekarang masih jam 5, sholat aja di rumah. Lain kali jadiin pembelajaran Zayn. Jangan mudah terima ajakan orang lain. Waktu istirahat kamu juga jadi kurang 'kan?" Zayn mengangguk membenarkan. Oh iya, dia juga harus menanyakan ini pada ummanya.

"Umma, ada yang mau Zayn tanyain," ujar Zayn dengan ragu.

Maika menatap putra sulungnya.
"Apa?"

Nedrian's Sibling [Book 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang