Seorang ibu rela berkorban demi anaknya. Bahkan sekalipun taruhannya nyawa. Tidak percaya? Lahirnya kita ke dunia sebagai salah satu buktinya. Kamu pikir melahirkan itu proses yang mudah dan menyenangkan? Betul-betul kurang ajar kalau kau tak menghargai dan mengasihi ibumu.
"Assalamu'alaikum!" ucap Zayn yang baru pulang dari masjid. Dia menenteng kresek berisi es cendol. Lumayan gitu, buat cuci mulut.
Sudah lama juga dia tidak makan es cendol."Aih Abang bawa apa?" tanya Rumaysha riang ketika melihat Zayn menenteng plastik putih.
"Ini tadi ada yang jual es cendol, jadi beli aja. Udah lama kepengen," balas Zayn sambil melepas sarungnya hingga menyisakan celana pendek selutut.
Dia mencari keberadaan ummanya untuk salam. Ternyata ada di dapur tengah menyiapkan makan untuk mereka. Zayn menatap penuh minat ke arah sop iga buatan ummanya. Fyi, ini adalah makanan kebangsaan Nedrian Family. Dari mulai Rafan hingga si bontot Rumaysha begitu mendambakan sop iga buatan chef handal mereka alias Maika.
"Asyiiiik euy! Umma, abang mau yang ini," tunjuk Zayn.
"Ya udah ambil aja sendiri. Kamu gak liat Umma lagi potong pudding roti?" Zayn menyengir. Dia lupa, ummanya ini paling tidak bisa mendengar yang namanya nada manja-manja.
"Umma, Abang beliin es cendol nih!" kata Rumaysha yang baru datang sambil setia menenteng plastik putih bawaan Zayn.
Mereka ini tak lebihnya seperti balita jika sudah berhadapan dengan Maika. Mirip seperti anak kecil dan terkesan manja. Coba saja kalau sudah keluar kandang. Tingkahnya sudah macam harimau datang bulan. Senggol dikit bacok, terutama untuk makhluk berinisial Zayn. Beda lagi kalau sama Rumaysha, si pasrah yang selalu tersakiti para impostor ralat maksudnya teman sekolahnya yang sok berkuasa dan tidak ada akhlak.
"Tuangin ke mangkuk beling yang besar itu. Jadi kalau mau, pada ngambil di gelas. Sisain Papa juga," kata Maika.
Rumaysha menuruti saran dari Ummanya. Dia mengambil 3 gelas sedang dan sebuah mangkuk beling besar beserta sendok sayur.
"Enak gak Zayn?" tanya Maika sambil mengaduk susu hamilnya.
"Bangeet Umma, besok Zayn mau sahur sama ini," kata Zayn.
"Umay besok puasa juga enggak?" tanya Maika.
"Insyaallah Umma," jawab Rumaysha yang kini mengambil posisi duduk di sebelah Zayn.
Seakan teringat sesuatu. Zayn buru-buru menanyakan pada Maika terkait kelanjutan masalah Rumaysha.
"Umma, kalau soal si Umay gimana?" tanya Zayn.
"Oh itu, dia mau Umma pindahin aja lah biar bareng sama kamu aja . Besok Umma mau minta anter Papa ke sekolah Umay, santuy weh. Buruan makan, Umay juga. Yang banyak makannya," kata Maika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...