“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (keislamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Rumaysha menarik napasnya yang terasa sesak. Niat hati ingin mencari Zayn, Rumaysha malah menemukan Ardan bersama perempuan. Gadis itu memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin melihat ke arah sana, di mana ada Ardan yang tengah menggenggam tangan seorang gadis. Dia tidak tahu perasaan semacam apa ini. Yang jelas hatinya terasa sakit. Lalu apa arti dari setiap perlakuan baik yang Ardan tujukan padanya?Melihat Rumaysha datang ke arahnya. Seketika Ardan menepis tangan perempuan di sebelahnya. Dia juga melempar puntung rokoknya ke sembarang arah.
"Permisi Kak, liat Abang?" tanya Rumaysha susah payah.
Perempuan di sebelah Ardan tersenyum ramah ke arah Rumaysha.
"Lo adeknya Zayn bukan sih?" Rumaysha menganggukkan kepalanya. Hatinya kian diremas kuat.
Jangan terlalu banyak berharap pada selain-Nya.
Apa ini yang Umma maksud?"Tuh anak tadi gue liat lagi jajan batagor sama Sargan. Eh bilangin sama Kakak lo. Jangan galak-galak gitu." Rumaysha memaksakan senyumnya. Dia buru-buru meninggalkan tempat di mana Ardan berada.
Melihat Rumaysha yang nampak memalingkan wajahnya. Membuat Ardan begitu takut kalau nantinya Rumaysha akan benci pada dia. Ingin rasanya dia menjelaskan kalau apa yang Rumaysha lihat, tidak seperti yang gadis itu pikirkan.
"May, tunggu!" Tanpa sadar Ardan memegang tangan Rumaysha membuat Rumaysha refleks menghempaskan tangannya dengan kasar.
"Lepas,"lirih Rumaysha. Mata gadis itu sudah memerah. Mungkin bagi orang lain ini memang sepele. Tapi tidak baginya. Disentuh dengan begitu mudah oleh yang bukan mahromnya membuat hati Rumaysha berdenyut nyeri. Kenapa Ardan begitu lancang?
"Tolong jangan nangis," balas Ardan tak kalah lirih. Laki-laki itu menelan ludahnya susah payah.
"Maaf, gue gak bermaksud nyentuh lo sembarangan. Gue cuman mau jelasin kalau apa yang lo liat—"
"Kenapa Kakak harus jelasin itu sama saya?" sela Rumaysha membuat Ardan terdiam. Dia kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Rumaysha.
Saya? batin Ardan ketika mendengar Rumaysha mengubah panggilan untuk dirinya sendiri.
"Kak, sebelumnya saya berterima kasih karena Kakak sudah sering bantu saya. Semoga Allah balas kebaikan Kakak. Tapi, tolong. Saya sama seperti perempuan pada umumnya yang akan luluh jika terus diperlakukan baik. Saya minta maaf kalau ada ucapan yang kurang mengenakan dari saya. Bisa kita bersikap seolah kita tidak kenal?"
Bukan hal yang mudah bagi Rumaysha pun. Dia baru saja mencecap sebuah rasa yang kerap kali membuat hatinya terasa berbunga. Tapi sekarang dia harus mati-matian menahan rasa sakit untuk mencabut bunga yang kini tumbuh di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...