فَإِنَّ الخَيْرَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَإِنَّ الشَّرَّ رِيْبَةٌ
"Kebaikan selalu mendatangkan ketenangan, sedangkan kejelekan selalu mendatangkan kegelisahan.¹"
Sudah bukan hal aneh lagi jikat Pak Dingdong alias Pak Didit berhalangan untuk mengajar. Kemarin-kemarin alasannya mau mengurus KTPnya yang sudah mulai buluk. Kemarinnya lagi beralasan hendak ke dokter gigi untuk cabut gigi. Dan yang terakhir, alasannya ingin mengantar anaknya ke rumah sakit. Sekarang tidak tahu apa alasannya, Pak Didit kembali tidak bisa mengajar. Hingga akhirnya membuat Qia selaku ketua kelas untuk mengurusi anak kelasnya yang hiperaktif kewalahan.Bagaimana tidak? Sekarang anak kelasnya sudah berpencar entah ke mana. Beberapa stay di kelas ada yang menonton drakor, make upan, tidur, makan. Hanya setengahnya. Setengahnya lagi sudah kelayapan.
"WOI DENGERIN GUE DULU!" sentak Qia mulai ngegas. Dia menatap anak kelasnya dengan tatapan tajam.
"JANGAN ADA YANG KELAYAPAN. KITA FREE CLASS, TAPI GAK ADA YANG KELUAR KELAS!" Mau tidak mau mereka semua menuruti Qia. Dari pada cewek itu mengundurkan diri dari jabatan ketua komplek MIPER alias ketua kelas X MIPA 2. Dan tidak ada yang mau menggantikannya, sebab di kelas ini hanya Qia yang terbilang becus dan masih waras. Sisanya tidak ada yang benar.
"Ada yang tau si Samsudin sama si Alek kemana?" tanya Qia.
"Mereka ke arah lapangan tadi," jawab salah seorang siswa.
Mendengar itu, Qia memejamkan matanya. Dasar monyet lepas! Ini jauh lebih sulit ketimbang dia mengurusi adiknya yang sudah ABG. Jatuhnya kalau sekelasan Sam dan Alex itu ABG tidak tahu diri yang kalau dibaiki malah ngelunjak tapi dikerasi malah merengek menjijikan.
Qia mengambil sapu injuk, lalu berjalan keluar kelas. Kalau terus seperti ini, dia bisa-bisa mati muda karena darah tinggi. Menghadapi Sam beserta komplotannya membuat stok sabar seorang Razqia Wardany menipis.
Sam dan Alex yang sedang SKSD pada anak Lion masih belum sadar dengan kehadiran Qia. Bak serigala yang siap memburu domba, Qia menatap Sam dan Alex beserta komplotannya dengan tatapan super duper tajam.
"Gue merinding," kata Sam berlagak mengelus tengkuknya kala mendapati bayangan sapu injuk. Sontak saja Zayn beserta anak Lion menoleh. Zayn sempat tertegun dengan kehadiran Qia.
"Masuk kelas sekarang, atau gue coret nama lo dari daftar absen," kata Qia berusaha tenang.
"Eh, Emak Ketua. Bentar ya, Mak, lagi nongki dulu," sergah Sam disertai cengiran khasnya yang membuat Qia ingin menjambak rambut cowok itu.
Bukan tanpa sebab Qia mengejar-ngejar Sam beserta komplotannya. Sebab mereka semua pasti akan mabal. Qia sudah sering kena omel para guru yang memergoki aksi Sam yang mabal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...