39. Mau Hijrah

4.6K 863 178
                                    

Zayn tidak tahu, kalau rasanya jatuh cinta akan terasa semenggelisahkan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zayn tidak tahu, kalau rasanya jatuh cinta akan terasa semenggelisahkan ini. Gara-gara godaan syaithan yang tekutuk. Zayn jadi tidak bisa berhenti memikirkan perempuan bertubuh mungil itu. Mati-matian dia berusaha untuk tidak lewat kelasnya Rumaysha. Meski sebenarnya hanya itu jalan yang bisa mengantarkan dia lebih cepat ke kantin.

"Kenapa mesti teterekelan gini sih? Aing berasa mau perang," keluh Darfan.

"Ssst diem aja, Pan. Abege kita lagi berusaha menjaga hati, mohon dimaklum. Hormon remajanya udah aktif soalnya," kata Ardan.

Ketiganya saat ini melewati jendela di kelas Zayn. Jadi sebenarnya dari kelas Zayn ke kantin pun bisa. Hanya saja ada pagar pembatas. Tidak terlalu tinggi, sebatas pinggang saja.
Jadi dari kelas Zayn ke kantin itu semacam leter L.

"Gini nih kalau pas hamil emaknya ngidam cimory," kata Darfan pelan. Weh mana berani dia berbicara macam begini dengan suara yang mampu didengar Zayn. Apalagi kalau menyangkut Ummanya. Zayn paling tidak terima kalau orang tuanya diledek. Sebab dia juga tidak suka meledek orang tua siapapun.

Ketiganya menghembuskan napas dengan lega ketika sudah berhasil melewati rintangan menuju kantin. Ck! Padahal kalau mereka lewat kelasnya Rumaysha. 1 menit pun sudah sampai kali. Susah sih kalau sama Zayn yang punya moto hidup "buat apa cari yang mudah kalau ada yang susah"

"Abang! Kata Umma vitaminnya diminum." Tiba-tiba saja Rumaysha sudah ada di hadapannya. Lengkap dengan Qia, kalau diibaratkan. Rumaysha dan Qia itu seperti sepasang sandal jepit swallow. Kalau ke mana-mana tuh pasti berdua.

Kalau begitu, apa gunanya dia menghindari Qia jika pada akhirnya ketemu juga? Yaa Allah, Zayn ingin menangis rasanya. Zayn buru-buru mengambil vitamin yang dibawa Rumaysha. Tanpa bicara apapun dia melewati Rumaysha juga Qia.

"Uang lo jatuh tuh," kata Ardan.

"Aku gak bawa uang," balas Rumaysha membuat Ardan menahan tawanya. Polos banget yaampun.

"Ya udah nih buat lo, gih jajan beli permen,"kata Ardan memberikan selembar uang berwarna merah pada Ardan. Beli permen uang seratus ribu cek :)

"Kata Umma, gak boleh minta-minta."

"Engga apa-apa, gue–"

"DADAN SINI GAK LO!" teriak Zayn.
Darfan terbahak keras. Gereget sendiri lihat tingkah Ardan yang berubah 180 derajat saat menghadapi Rumaysha. Mana yang katanya penakluk hati perempuan?  Kok kalau di depan Rumaysha, Ardan malah kelihatan yabuy begitu.

"DIARDAN!" Rumaysha dan Qia memanfaatkan kesempatan itu untuk lari dari Ardan.

"Iya Abdurrahman. Meuni subhanallaah," gerutu Ardan. Zayn tidak bisa apa yang izinkan Ardan senang barang sedetik pun.

"Gak gue kasih restu ya, lo!" Kalau Zayn sudah mengeluarkan senjata andalannya. Ardan tidak mau cari masalah. Iyain saja biar cepat.

Di sisi lain, ada Rumaysha dan Qia yang baru saja sampai kelas.

Nedrian's Sibling [Book 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang