Ziyad bin ‘Ilaqah meriwayatkan dari pamannya, yaitu Quthbah bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan, “ALLOHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN MUNKAROOTIL AKHLAAQI WAL A’MAALI WAL AHWAA’ (artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari akhlak, amal, dan hawa nafsu yang jelek).”¹ (HR. Tirmidzi)Rumaysha menggembungkan pipinya. Menunggu abangnya selesai pelajaran tambahan memang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Dia kesal pada kakaknya yang seolah tidak mengizinkan dia pulang naik angkut sendiri. Katanya bahaya lah, boros uanglah, dan masih banyak alasan aneh yang kakaknya itu ucapkan. Dia bahkan sudah habis 15 ribu rupiah untuk jajan sambil menunggu kakaknya.
"Yuk May!" Panjang umur, baru saja otaknya itu membicarakan kakaknya. Sekarang yang dibicarakan sudah ada di hadapannya.
"Lama banget," gerutu Rumaysha yang menunggu 1 jam lamanya.
Dia paling kesal kalau harus disuruh menunggu. Apalagi kalau disuruh menunggu kepastian dari dia, eh maaf jadi curhat."Tau tuh, gak profesional," sambar Ardan memanas-manasi. Zayn langsung menatap tajam ke arah sahabatnya itu. Lalu bergegas menaiki motornya. Apa-apaan?! Sok iya sekali Ardan itu, mentang-mentang adar Rumaysha. Jadi caper, hih yabuy banget. Tidak tahu yabuy? Baiklah biar Zayn jelaskan. Yabuy tuh, ketika seseorang melakukan sesuatu yang menurut kamu tidak jelas dan apa yang dia lakukan itu mengundang rasa kekesalan kamu ataupun tidak. Itu namanya yabuy. Cukup sampai di sini pembahasan tidak penting soal kata yabuy.
"Gak gue kasih izin, sue lo!" Ardan langsung mengelus helm yang dikenakan Zayn.
"Eh becanda doang Bang Ip, kan lo udah janji sama gue, yakali ditarik janjinya," kata Ardan berusaha membujuk Zayn. Kalau sudah berurusan dengan perizinan dari Zayn. Ardan kalah, jangan sampai izinnya untuk menghalalkan Rumaysha ke MUI dicabut. Eh salah, maksudnya KUA.
"O aja ya kan," balas Zayn tengil.
"Si Sargan besok balik," kata Darfan yang sedari tadi diam. Dia tengah fokus pc mesra dengan Sargan.
"Gaskeun lah nengok!" Zayn berseru penuh semangat.
Oh iya, soal Sargan. Laki-laki itu menjalani perawat intensif selama 2 hari di rumah sakit. Karena anaknya tidak betahan, dia meminta untuk segera dipulangkan. Terkait Zara, perempuan itu diboyong ke kediaman Hardian. Papanya Sargan mau mengobati ibunya Zara juga adik Zara. Sebagai bentuk terima kasih karena sudah membuat Sargan bahagia. Entahlah, sepertinya laki-laki berhati keras itu sedang dapat hidayah.
"Semangat amat lo nengok," ujar Darfan merasa heran.
"Iyalah! Gak hanya dapat pahala, gue juga bakal dapat suguhan ala Sultan Hardian." Perkataan kelewat jujur yang terlontar dari mulut Zayn mengundang sorakan dari Darfan juga Ardan.
"Tapi setuju sama Zayn sih," kata Darfan ikut-ikutan Zayn.
Ardan menghela napas, terserahlah. Dia kalau harus disuruh melawan kegesrekkan Zayn yang dikombinasikan dengan Darfan jelas tidak sanggup. Bisa-bisa darah tinggi dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nedrian's Sibling [Book 3]
Teen FictionHidup sebagai remaja memang penuh masalah ternyata. Ujiannya tidak main-main, dimulai dari tawaran nikotin yang terasa menggoda hingga cinta dari sang pujaan kekasih yang melemahkan jiwa. Ya, Zayn membenarkan pernyataan itu. Dia pikir jadi dewasa i...