MTH 3

21.3K 2.2K 198
                                    

***

Jaemin menatap tidak percaya pada interior kamar barunya di mansion Jung. Dia menatap Jung bersaudara yang kini berdiri di belakangnya memasang senyum manis untuknya.

"Ini untukku?" tanya Jaemin.

"Ne, tentu saja untukmu, untuk siapa lagi memang?" tanya Jeno.

"Tidak, maksudku, tidakkah ini berlebihan?" tanya Jaemin. Kamar yang dia tempati sekarang berkali-kali lipat lebih luas dari kamarnya dulu. Bahkan ada kamar mandi dalam, dan di dalam kamar mandi terdapat shower, bathtub, wastafel beserta tempat khusus yang terdapat banyak jenis skincare. Jaemin mengerjap tidak percaya melihat itu tadi. Di dalam kamar itu juga ada walk in closet dimana terdapat baju-baju mahal dari berbagai brand ternama. Tidak lupa juga, kasurnya yang besar, ada juga meja belajar beserta laptop di sana, rak buku dengan berbagai macam buku bacaan, bahkan buku pelajaran Jaemin tertata dengan rapi. Bagian jendela mengarah pada taman belakang mansion.

"Sama sekali tidak berlebihan." jawab Jaehyun.

"Ini terlalu mewah, bahkan terlalu mahal." ujar Jaemin, dia tidak bisa menerima ini semua dengan cuma-cuma.

"Tidak, anggap saja ini adalah permintaan maaf kami sekaligus anggap saja kado dari kami karena kau ada di mansion ini." ujar Jaehyun menenangkan Jaemin yang nampak bingung dengan semuanya.

"Terimakasih" lirih Jaemin, Jaehyun dan Jeno hanya bisa mengulas senyum untuk Jaemin. Dan sesaat mereka tersadar, sudah berapa kali mereka tersenyum hari ini? Hanya karena Na Jaemin?

"Tuan Muda" kepala pelayan menghampiri mereka bertiga.

"Ada apa?" tanya Jeno datar, Jaemin cukup terkejut dengan perubahan nada suara Jeno.

"T-Tuan besar ingin bertemu Anda bertiga." ujar sang kepala pelayan. Tubuh Jaemin menegang, dia sesaat takut.

"Ayo" ajak Jaehyun dengan nada begitu halus.

"T-Tapi-" Jeno meraih jemari Jaemin dan membawa si manis turun, menuju ruang kerja ayah mereka.

TOK TOK TOK

"Masuk" Jaemin sempat menahan tangan Jeno, tapi Jaehyun yang gemas mendorong keduanya agar segera masuk.

"Ah!" ketiganya pun kini berdiri di hadapan Yunho yang tidak sengaja melukai tangannya saat mengcutter kertas.

"Oh halo anak-anak" sapanya dengan nada tenang, kegugupan dan ketakutan yang Jaemin rasakan tadi hilang dalam sekejap.

"Ada apa appa memanggil kami?" tanya Jeno, sedangkan Yunho sepertinya sibuk mencari kotak P3K yang selalu ia simpan di sana.

"Ah tunggu sebentar" Yunho nampak kesulitan mengobati lukanya yang sepertinya cukup dalam. Salahnya juga tidak hati-hati. Jaemin dengan reflek membantu Yunho mengobati lukanya, Tuan besar Jung itu hanya diam saja melihat gerakan jemari Jaemin yang telaten.

"Sudah!" ujar Jaemin ceria tanpa sadar, menorehkan sebuah senyum pada tiga Jung berwajah tegas dan dingin itu.

"A-ah m-maaf" Jaemin berdiri dan menunduk. Yunho terkekeh kemudian, nampak terhibur dengan namja manis itu.

"Siapa namamu nak?" tanya Yunho.

"Na Jaemin, Tuan." Yunho menggeleng.

"Tidak perlu panggil Tuan, panggil appa saja seperti mereka berdua." Jaemin mendongak. Yakin ini dia dijual? Kok perlakuannya begitu baik?

"Apa tidak apa?" Yunho mengangguk.

"Kau juga akan jadi bagian dari keluarga ini nanti" Jaemin mengernyit bingung.

[2JAE & NOMIN] My Two HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang