***
Ini adalah hari Sabtu, hari dimana Jaemin libur dari sekolahnya. Pagi ini Jaemin bangun dalam pelukan kedua pangerannya. Jaemin mengulet pelan, dua lengan kekar yang ada dipinggangnya benar-benar berat.
"Nono~ Peach hyung~ ayo bangunnnn~" mohon Jaemin. Tapi Jaehyun malah mendusal di leher si manis dan Jeno malah mengeratkan pelukannya.
"Ngga mau bangun? Udah pagi loh" ujar Jaemin lagi.
"Ngga ada niat bangun." balas Jaehyun.
"Ngga ada kerjaan juga." timpal Jeno, dan Jaemin hanya bisa pasrah kemudian. Dengan susah payah Jaemin berusaha lepas dari pelukan Jaehyun dan Jeno. Butuh waktu lama untuk bisa lepas dari pelukan erat kedua Jung muda itu. Jaemin segera turun dari kasur dan berjalan menuju dispenser, dia mengambil air putih dan meminumnya. Setelah itu Jaemin masuk ke dalam kamar mandi dan menghabiskan waktu untuk berendam dan lainnya selama kurang lebih dua puluh menit. Jaehyun dan Jeno yang sudah tidak merasakan kehadiran Jaemin bangun dan pergi keluar kamar. Mereka berdua segera pergi mandi di kamar mereka.
Kembali pada Jaemin, setelah dua puluh menit kemudian, si manis keluar dengan aura lebih segar. Jaemin tidak segera berganti pakaian, dia malah justru pergi ke kasurnya dan menarik sprei kasur dan sarung bantal juga guling beserta selimut. Mengganti yang lama dengan yang baru, sedangkan yang barusan Jaemin lepas dimasukkan ke dalam keranjang kotor. Jaemin baru setelah itu pergi ganti baju.
Selesai ganti baju, dia membuka jendela kamar, mengatur suhu kamar menjadi lebih sejuk, merapikan meja belajar, menyapu kamar dengan menggunakan sapu ruangan dan setelah itu mengisi ulang pengharum ruangan otomatis, alat itu kembali berfungsi sebagaimana mestinya.
Jaemin kemudian meraih ponselnya dan pergi keluar kamar. Dia menuju dapur tapi makanan sudah siap terhidang, Jaemin akhirnya memutuskan untuk duduk di meja makan, sembari menunggu tiga Jung lainnya. Saat menunggu, ingatan Jaemin kembali kepada kejadian kemarin malam, dimana dia dan dua Jung lainnya akhirnya mengakui perasaan masing-masing. Dimana ketiganya mengaku sama-sama tidak pandai dalam mengekspresikan diri. Jaemin sudah bertekad, bahwa dia akan lebih memahami dan mengerti kedua Jung muda itu. Jaehyun dan Jeno pun berjanji akan berusaha untuk lebih ekspresif dan komunikatif lagi dalam menyampaikan perasaan yang mereka rasakan. Intinya mereka bertiga akan belajar untuk saling memahami dan mengerti satu sama lain, dan sama-sama belajar untuk menjadi pasangan yang baik bagi satu sama lain.
Dan entah pikiran darimana Jaemin akan rajin berolahraga untuk meningkatkan staminanya, karena dia tiba-tiba saja memiliki pikiran, bahwa suatu saat nanti setelah menikah dia harus melayani kebutuhan birahi kedua Jung itu, dan Jaemin tahu dia harus kuat fisik. Karena pikiran itu juga Jaemin memutuskan untuk rajin olahraga mulai sekarang. Kan tidak lucu kalau pingsan ditengah-tengah 'kegiatan' saling memuaskan itu.
***
Jaemin menghela nafas saat teman-teman dekatnya mengatakan mereka ingin jalan-jalan karena bosan di rumah. Jaemin sih ingin pergi juga, tapi masalahnya, ini dua Jung muda nempel terus seperti perangko padanya. Jaehyun yang merebahkan kepala di pangkuan Jaemin dan Jeno yang duduk di bawah, di sebelah kaki Jaemin tidak berhenti memainkan jemari lentik Jaemin dan meminta Jaemin untuk mengusap kepalanya.
"Peach hyung, Nono, Nana mau keluar boleh? Sama teman-teman Nana?" tanya Jaemin.
"Kemana?" tanya Jaehyun yang tadinya fokus ke ponsel jadi fokus ke Jaemin.
"Mereka ingin pergi ke taman bermain dan pergi belanja. Hari ini juga kebetulan Taeil hyung menutup cafe, boleh ya?" mohon Jaemin.
"Pulang jam berapa kira-kira?" tanya Jeno yang masih fokus pada layar tv di depannya, memperlihatkan berita pagi itu.
"Sekitar jam empat sore, boleh?" tanya Jaemin lagi.
"Dijemput?" tanya Jaehyun.
"Ne, oleh Felix, boleh tidak?" tanya Jaemin.
"Yasudah boleh, tapi janji tidak akan melirik namja lain, mengerti?" Jaemin mendengus.
"Siapa juga yang mau melirik namja lain kalau aku sudah punya dua pangeran, huh?"
Bolehkah Yunho pergi saja dari ruang tengah, niatnya ingin menonton berita malah melihat dua anaknya yang bucin dan satu calon mantu yang kadang mulutnya tidak punya rem sama sekali.
***
Jaemin berdiri menunggu Felix di halte, dia mengenakan celana jeans, sepatu kets, kaos putih dan hoodie warna mint kesayangannya. Hoodie yang ia beli dari uang tabungannya sendiri dan dia rawat dengan baik, jadi selalu terlihat baru.
TIN TIN
Jaemin mendongak dan melihat Felix dari balik kaca mobil, mengodenya untuk masuk. Jaemin pun membuka pintu belakang dimana Felix duduk. Setelah Jaemin masuk supir Felix pun segera menjalankan mobil lagi ke tempat tujuan.
"Sudah lama sekali tidak ke taman bermain, bukan begitu Na?" tanya Felix.
"Ne, sudah sangat lama, aku sampai tidak ingat kapan terakhir kali aku ke sana." jawab Jaemin.
"Ayo bersenang-senang, melupakan semua masalah yang kita alami sejenak." Jaemin tersenyum mendengar itu dan mengangguk.
"Ne, ayo bersenang-senang."
Tak lama mobil yang mereka tumpangi sampai di depan Lotte World, terlihat teman-teman dekat mereka sudah berkumpul semua.
"Ahjussi, nanti datanglah lagi setelah aku telepon ne? Kira-kira aku sampai pukul dua belas di sini sebelum nanti pergi ke mall." ujar Felix pada supirnya.
"Saya mengerti, Tuan Muda." Felix tersenyum puas, dia dan Jaemin pun segera turun setelah mereka mengucapkan terimakasih pada supir keluarga Felix.
"Jaeminn!!" pekik Haechan senang. Jaemin dan Felix segera mendekat dan disambut pelukan oleh Haechan.
"Ayo masuk, Hyunjin dan Han sudah dapat tiketnya." ajak Shotaro.
"Ne, kajjaaaa!!!" Renjun dan Seungmin jalan paling depan, memimpin teman-teman mereka. Yangyang dan Shotaro berbicara di belakang Renjun dan Seungmin. Hyunjin dan Han sudah ada di dekat pintu masuk. Haechan, Felix, dan Jaemin bercanda di barisan paling belakang.
***
Mark menghela nafas saat melihat remaja manis kesayangannya sudah bisa menarik senyum bahagia bersama teman-temannya.
"Mark, ini pesananmu." Kun datang dan memberikan Mark jus semangka, minuman favorit si tangan kanan Jeno.
"Kau mengawasi Yangie?" tanya Mark, Kun mengangguk.
"Aku tidak bisa melepas istriku begitu saja, kalau kau mau tahu." Mark terkekeh.
"Kalian di sini?" Mark dan Kun segera menoleh dan menemukan Jaehyun dan Jeno dengan pakaian santai mereka.
"Ne, mengawasi Jaemin huh?" tanya Mark, Jaehyun dan Jeno mengangguk lalu duduk di kursi kosong di sana, namun Jeno bangun dan pergi ke tempat kasir untuk memesan.
Mereka saat ini ada di cafe dekat Lotte World, untuk mengawasi kekasih masing-masing.
"Nah, benar, aku menemukan kalian." Jaehyun, Kun, dan Mark mendongak, menemukan Doyoung berdiri di dekat mereka bersama dengan-
"Sungchan?!" kaget Jaehyun, dia benar-benar heran, kenapa adik sepupunya dan Jeno itu bisa ada di sini.
"Nah, Shotaro hyung ada bersama mereka, jadi aku harus mengawasinya juga, mengingat satu-satunya dominant di antara mereka hanya Hyunjin hyung." ujar Sungchan. Doyoung sudah pergi memesan dan bertemu dengan Jeno. Sungchan menyusul tak lama kemudian.
Setelah semuanya duduk di tempat yang sama, mereka saling pandang dan tertawa.
"Apa ini perkumpulan dominant yang mengawasi submissive masing-masing?"
***
_MTH 27_
KAMU SEDANG MEMBACA
[2JAE & NOMIN] My Two Husband
Fiksi PenggemarTentang Na Jaemin yang memiliki dua suami, Jung Jaehyun dan Jung Jeno, dua bersaudara Jung yang terkenal kejam dan tidak kenal ampun. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️ Don't Like Don't Read‼️ 🍑💚❤️🐰💚❤️🐶 Start : 13/02/2021 End. : 13/12/2021