MTH 31

9.4K 1.1K 26
                                    

***

Helene menatap Jaemin yang sedang duduk bersama teman-temannya. Tangan wanita itu terkepal saat melihat bagaimana Jaemin bisa begitu bebas tertawa. Helene tidak ingin wajah itu menampilkan sebuah tawa kebahagiaan, dia ingin namja itu sengsara.

"Akan kulakukan apapun untuk mendapatkan Jaehyun darimu, sialan." desis Helene. Jaemin yang tadi menatap ke arah teman-temannya tiba-tiba berbalik dan tersenyum pada Helene. Hal itu sukses membuat Helene makin membenci Jaemin, dia merasa Jaemin merendahkannya.

Jaemin sendiri masa bodoh dan berbalik lagi lalu kembali bicara pada teman-temannya.

"Kau... Kau akan mati di tanganku, Na Jaemin!" Helene pergi dari sana tanpa menyadari seseorang sejak tadi ada di belakangnya, mendengarkan semua gerutuannya.

"Seperti dia bisa menang saja dari Jaemin hyung." Chenle, bergumam sembari melihat yeoja ular itu pergi.

"Kau sedang apa di sini? Ayo ke kelas!" Jisung menarik lengan Chenle dan menggenggam jemari yang lebih kecil.

"Kau yakin mempublish hubungan kita?" tanya Chenle.

"Kau tidak mau? Kalau begitu aku lepas sekarang"  Chenle langsung menahannya.

"Tidak tidak!! Kau ini!" kesal Chenle, Jisung hanya menyeringai sebelum dia kembali menarik Chenle sebelum berganti merangkulnya.

Sungchan yang ada di belakang mereka hanya menghela nafas.

"Sialan! Suka sekali mengumbar kemesraan di depanku!!" kesal Sungchan.

***

Jaemin seperti biasa, bekerja di cafe Taeil. Dia menyambut para pelanggan dengan ramah, mengabaikan Jeno yang merengut sebal karena Jaemin mengumbar senyum pada orang lain. Taeil yang bersama Jeno hanya tertawa.

"Jeno-ya, pelangganku bisa kabur kalau kau memasang wajah mengerikan begitu." tegur Taeil dengan candaan, Jeno mendengus sebelum menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Mark yang sejak tadi menemani atasannya itu hanya bisa menghela nafas.

"Dia kenapa Mark?" tanya Taeil.

"Tadi ada beberapa orang yang membuatnya kesal saat rapat, dan dia tidak bisa membunuh orang sembarangan di luar lingkup Shadow, jadi dia hanya bisa menahan diri sejak tadi." ujar Mark.

"Ahh~ begitu rupanya." ujar Taeil.

"Hyung, bagaimana dengan hadiah untuk Jeongin? Kau dan Johnny hyung tidak lupa kan?" tanya Mark.

"Tidak, nanti malam kami baru akan mengirimkannya." jawab Taeil.

"Hanya kepala satu orang bukan masalah." ujar Johnny yang baru saja tiba, dia mencium bibir sang istri dan pergi ke ruang manager untuk ganti baju.

"Dia suka sekali sih mengumbar keromantisan di depan bocah." kesal Mark. Taeil hanya bisa tertawa.

TUK

Jaemin meletakkan secangkir latte di depan Jeno yang masih menelungkupkan kepalanya.

"Jeno hyung, ayo angkat kepalamu." Jeno yang mendengar suara kekasih kecilnya pun segera mendongak dan menemukan Jaemin di depannya.

"Minum lattenya, setelah ini kita pulang, shiftku hampir selesai." Jeno menegakkan badannya dan mengangguk. Jeno dengan tenang menyeruputu latte buatan Jaemin.

"Jaeminnie" Jaemin menoleh saat seseorang memanggilnya.

"Jongin hyung!" pekik si manis senang, Jongin terkekeh mendengarnya.

[2JAE & NOMIN] My Two HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang