MTH 43

16.8K 1.1K 53
                                    

***

Jaehyun dan Jeno baru saja selesai membereskan kekacauan di kamar mereka. Tubuh Jaemin juga sudah mereka bersihkan kembali, kini istri kecil mereka sudah terlelap dengan nyaman, tanpa tubuh lengket dan bau. Sprei kasur dan sarung bantal sudah mereka ganti juga tadi, jadi istri mereka bisa nyenyak tidurnya.

"Sekarang, urusan kita ada di markas, mau ke sana sekarang?" Tanya Jaehyun, Jeno mengangguk.

"Akan aku minta pelayan untuk menemaninya." Ujar Jeno sembari berjalan keluar, sedangkan Jaehyun merapatkan selimut Jaemin dan mengatur suhu kamar. Memastikan istrinya tidur dengan baik. Tak lama Jeno kembali.

"Ayo, segera selesaikan supaya besok pagi kita bisa memanjakan Jaemin. Kita menggempurnya sampai seperti ini, di malam kedua kita." Ujar Jeno.

"Okay, kajja! Jangan buang waktu lagi."

Kedua dominan Jung itu pun segera keluar kamar dan pergi ke markas, tentu saja setelah mengatakan pada pelayan untuk menjaga Jaemin sampai mereka kembali.

***

Sedangkan di tempat Ivan berada. Taeyong, Ten, Yuta, Winwin, dan Taeil tidak berhenti menyiksa pria tersebut. Johnny hanya berdiri mengawasi bersama Sehun, dia tadi memanggil kakak dari Jaemin, agar pria itu tahu siapa orang yang berani melecehkan adiknya.

Yuta mencambuk bagian belakang tubuh Ivan, sedangkan Winwin mencambuk bagian depan tubuh Ivan. Taeil, Ten, dan Taeyong tidak berhenti membuat luka di sekujur tubuh itu.

"John, minta alkohol!" Teriak Taeyong. Johnny segera pergi mengambil alkohol. Setelah dapat Johnny kembali, tapi Sehun dengan segera mengambil akohol itu dan membuka tutupnya.

"Taeyong, biar aku yang lakukan." Taeyong mengangguk. Yuta dan Winwin menyingkir, begitu juga Ten dan Taeil. Sehun masuk ke dalam sel dan mendekati tubuh Ivan yang tergantung. Dengan tanpa rasa bersalah, Sehun mengguyur alkohol itu ke atas tubuh penuh luka menganga Ivan.

"AAAARRRRGGHHHHHH AARRRRRRGGHHHHH" Teriakan kesakitan itu menggema, Jaehyun dan Jeno yang baru saja datang melihat sosok Ivan yang nampaknya sudah pasrah.

"Wow, dia kacau sekali." Komentar Jaehyun.

"Begitulah, kami sudah puas, tinggal kalian berdua." Ujar Ten.

"Tentu saja, giliran kami." Ujar Jeno, Jaehyun membiarkan adiknya maju, dia akan menitipkan amarahnya pada Jeno saja, karena yang lebih punya dendam yang dalam pada Ivan adalah Jaehyun.

"Lihat lihat? Siapa tikus kecil yang tergantung lemah tidak berdaya ini, hm?" Jeno memakai sarung tangan miliknya dan mendongakkan kepala Ivan. Wajah itu kacau.

"Turunkan dia" Johnny dan Yuta segera menurunkan Ivan, tubuh itu langsung lemas di lantai.

"Tenagamu hilang? Padahal tadi kau bersemangat ingin menyetubuhi istriku dan Jaehyun hyung." Ujar Jeno, menggunakan kakinya dia menyentuh kepala Ivan.

"Heyyy~ bangunnnn~" Jeno menepuk pipi Ivan menggunakan kaki.

"Kkhh... Bunuh aku... Bunuh aku... BUNUHHG!!!" Jeno tertawa mendengar itu.

"Tentu saja aku akan membunuhmu, siapa yang bilang aku akan membebaskanmu?" Sinis Jeno. Dengan tangan terbalut sarung tangan itu, Jeno memposisikan tubuh Ivan terlentang dan tanpa aba-aba dia menginjak kesejatian Ivan kuat.

"AAAARRRRRRGGGGGGGGGHHHHHHHH!!!!"

"Mana pisau yang sudah diasah tajam?" Tanya Jeno, Ten segera memberikan pisaunya pada Jeno.

CRRAASSSHHHH

Tangan kanan Ivan lepas dari tubuhnya. Dan lepasnya tangan itu diikuti oleh teriakan penuh kesakitan Ivan.

[2JAE & NOMIN] My Two HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang