MTH 25

10K 1.2K 70
                                    

***

Yunho berdehem untuk memecah keheningan yang mendadak melanda meja mereka. Sehun tetap memasang wajah santai, tidak peduli pada adiknya yang ingin mencekiknya sekarang.

"Hyung, aku masih sekolah! Kelas dua juga masihan!" Protes Jaemin.

"Kalau tunangan sih tidak masalah, setidaknya hubungan kalian jadi jelas." Timpal Jongin, untuk sesaat tiba-tiba Jaemin jadi membenci Jongin yang memihak Sehun daripada dia. Mana Jeno dan Jaehyun diam saja, benar-benar tidak membantu!

"Hmmm... Aku rasa..." Semua memandang Jaehyun, Jeno sendiri juga penasaran apa tanggapan hyungnya, karena dia sendiri sebenarnya tidak keberatan sama sekali. Hanya saja, ada yang masih mengganggunya. Perasaan Jaemin pada mereka. Jeno masih belum mendapatkan kejelasan perasaan Jaemin pada mereka itu bagaimana, semuanya masih terasa mengambang, hubungan mereka dekat tapi tidak jelas statusnya.

"Apa Jae?" Tanya Yunho.

"Aku rasa tidak masalah, tunangan bukan berarti harus menikah saat itu juga. Untuk saat ini aku rasa tunangan adalah hal paling aman untuk menjaga hubungan kami." Ujar Jaehyun.

"Jeno?" Tanya Sehun.

"Aku tidak masalah, kalau diminta untuk menikah sekarang pun aku sanggup, hanya..." Jeno nampak ragu melanjutkan perkataannya, dia melirik Jaemin yang juga meliriknya. Jaehyun yang sepertinya paham apa yang ingin Jeno katakan pun hanya menghela nafas. Sejujurnya, Jaehyun sekarang sedang ragu akan perasaan Jaemin pada mereka berdua. Benar Jaemin bisa menerima mereka dengan baik, tapi itu tidak menjamin perasaan Jaemin.

"Katakan saja apa yang mengganggumu, Jeno-ya." Ujar Jongin.

"...aku ragu dengan dengan perasaan Jaemin. Kami memang dekat, bahkan mungkin Jaemin juga mulai bergantung pada kehadiran kami. Tapi, itu semua tidak menjamin perasaan Jaemin kepada kami." Ujar Jeno akhirnya. Jaemin yang mendengar itu jelas terkejut. Dia baru tahu jika selama ini tindakannya membuat kedua Jung muda itu meragukannya. Jaemin akui dia memang tidak pandai mengekspresikan apa yang sebenarnya ingin ia katakan, terkadang dia malah menunjukkan sebaliknya, seperti jika dia sedih dia akan tertawa atau tersenyum, jika dia kecewa dia akan bicara tidak jelas.

"Jaemin?" Semua pasang mata kini menatap Jaemin yang terdiam.

"Keputusan pertunangannya ada padamu, kau ingin atau tidak, jika kau tidak ingin, selepas makan malam ini kemasi barangmu dan tinggallah bersamaku dan Jongin." Ujar Sehun yang tentu saja membuat Jaehyun, Jaemin, dan Jeno kaget.

"Hyung!" Sehun menatap sang adik.

"Kalau kau tidak mau terikat mau bagaimana lagi? Sebelum terlambat ya berpisah saja sekarang. Masalah perasaan bukan masalah sepele Nana sayang dan juga bukan sesuatu yang mudah dipermainkan."

***

Jaemin menatap langit-langit kamarnya. Perkataan hyungnya tadi masih jelas terngiang di benaknya. Masalah pertunangan tadi pun akhirnya berakhir dengan Jaemin yang meminta waktu.

TOK TOK TOK

"Jaemin, ini appa, boleh appa masuk, nak?" Terdengar suara Yunho dari luar kamar, Jaemin segera bangun dan membuka pintu kamar.

"Appa?" Yunho tersenyum.

"Boleh appa masuk?" Jaemin mengangguk. Dia menggeser tubuhnya, memberi ruang pada Yunho. Sang Kepala Keluarga Jung itu masuk ke dalam kamar Jaemin dan duduk di kursi meja belajar si anak manis. Jaemin sendiri duduk di kasur. Yunho memutar kursinya menatap Jaemin yang kini duduk di kasur dan menunduk.

[2JAE & NOMIN] My Two HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang