MTH 23

10.1K 1.2K 86
                                    

***

Jaemin mengetukkan jemarinya di meja belajarnya. Saat ini dia sedang ada di rumah, Jaehyun selepas mengantarnya tadi langsung kembali ke kantor. Yunho sendiri pun juga tidak berada di rumah.

Jaemin menatap ponselnya yang menunjukkan pesan-pesan masuk yang isinya kata-kata tidak pantas ditujukan padanya. Ponselnya baru saja dikembalikan oleh Jaehyun, dan kemungkinan besar baik Jaehyun dan Jeno tahu isi pesan itu, karena dia belum sempat menghapusnya.

Jaemin berpikir kembali, mengenai perasaannya. Sejujurnya, dia sudah mulai ada rasa kepada dua Jung muda itu, tapi perasaannya terlalu sering goyah, karena dia tidak tahu, perasaannya akan terbalas atau tidak. Jaemin terlalu takut untuk mengetahui fakta jika ternyata keduanya mencari istri hanya untuk memuaskan nafsu saja, tapi tadi, setelah mendengar pengakuan Jaehyun, dia lega, karena tadi pun dia hanya melihat keseriusan dari mata Jaehyun.

"Apa mereka juga menyukaiku? Mencintaiku? Atau hanya obsesi semata?" tanya Jaemin pada dirinya sendiri. 

Jaemin tidak bisa menampik bagaimana hangatnya tatapan Jaehyun dan Jeno padanya, sikap mereka juga sangat manis kepada Jaemin. Mereka berdua setelah Jaemin amati selama ini, adalah laki-laki yang mengekspresikan diri dengan aksi dan afeksi, bukan dengan kata-kata. Mungkin jika Jaemin bertanya pada mereka, mengenai perasaan mereka, keduanya pasti tidak akan menjawab, tapi mata dan tingkah laku mereka yang akan berbicara.

"Sepertinya aku harus belajar bagaimana cara menjadi orang yang peka." gumam Jaemin.

Kembali pada kegiatan awal Jaemin, mengamati isi pesan beruntun yang diberikan seseorang entah siapa ini kepadanya, meski sebenarnya dia sudah punya tebakan siapa pelakunya, dia masih butuh bukti yang jelas.

"Kalau memang benar gadis itu yang melakukannya, dia benar-benar mengibarkan bendera perang padaku." desis Jaemin. Dia tidak akan membiarkan 'gadis itu' mengambil kedua prianya. Tidak akan pernah Jaemin izinkan seseorang menyentuh Jaehyun dan Jeno. Katakan saja posesif, tapi itu adalah sifat buruk Jaemin yang berusaha dia tutupi, dia adalah tipe orang yang tidak suka jika sesuatu miliknya diganggu atau diusik. Sifat yang sahabat-sahabatnya jika tahu ini, mereka pasti shock.

Jaemin sekarang mulai yakin akan perasaannya dan perasaan kedua Jung muda yang mulai masuk ke dalam hidupnya.

"Jika kau memang berencana bermain denganmu, akan kulayani." desis Jaemin penuh ancaman.

***

Keesokan harinya, Jaemin bangun lebih dulu seperti biasanya, di kanan-kirinya, Jaehyun dan Jeno masih lelap, tidak nampak terusik sama sekali. Dengan perlahan Jaemin turun dari ranjang dan pergi mandi. Tidak butuh waktu lama, sebelum akhirnya ia ganti baju dan membereskan meja belajarnya. Dia membuka tirai juga jendela, membuat udara pagi masuk.

"Nanaaa~ tutup jendelanya" erang Jeno kesal. Namja tampan itu menarik selimutnya naik, menutupi seluruh tubuhnya.

"Yakin? Kalian tidak mau bangun dan mengantarku ke sekolah?" tanya Jaemin, dia kembali bersiap diri, melihat ponselnya yang sudah full charge dan buku pelajaran sudah tertata rapi.

"Jam berapa? Ini masih sangat pagi sayang" keluh Jaehyun.

"Aku kan biasa berangkat pagi, yasudah kalau begitu, jika tidak mengantarku, kalian harus menjemputku, bagaimana?" tanya Jaemin.

"Jaeminnie~ kami baru tidur tiga jam yang lalu." gumam Jeno.

"Siapa suruh begadang, huh?" Jaemin pun mengambil tasnya dan ponsel miliknya.

"Sudah ya, kalau begitu nanti aku berangkat sendiri saja naik bus, aku akan siapkan sarapan dan bekal makan siang di bawah, nikmati tidur kalian." Jaemin mendekat dan mencium satu per satu kening Jaehyun juga Jeno.

[2JAE & NOMIN] My Two HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang