MTH 30

10.1K 1.1K 68
                                    

***

Jaemin pagi-pagi sudah dibuat naik darah oleh sebuah kiriman kelinci mati yang dibawakan oleh pelayan. Pelayan tidak tahu isinya, mereka tidak berani membukanya karena itu ditujukkan untuk Jaemin, jadi mereka memberikannya kepada Jaemin meski merasa curiga.

Jaehyun dan Jeno menatap Jaemin yang benar-benar nampak emosi pagi itu. Jeno pun dengan penuh kelembutan menarik lengan Jaemin, Jaehyun meminta pelayan untuk membuang bingkisan itu.

Jeno mendudukkan Jaemin diantara dirinya dan Jaehyun. Dia usap kepala Jaemin dengan lembut dan penuh perhatian.

"Ssshhh tidak baik marah-marah di pagi hari" ujar Jeno, Jaemin meletakkan kepalanya di bahu Jeno.

"Aku tidak ingin marah-marah, tapi-" Jaehyun menggenggam jemari Jaemin.

"Tenangkan dirimu dulu, ne?" bujuk Jaehyun, Jaemin mengangguk dan menutup matanya. Dia mengenyahkan pikiran mengenai mayat kelinci yang lehernya tergorok itu. Jaemin paling tidak bisa melihat hewan terluka. Apalagi hewan selucu kelinci.

"Aku ingin mandi" ujar Jaemin pelan, Jeno mengangguk dan melepaskan rangkulannya, Jaemin bangun dan pergi ke kamar mandi.

"Helene, iya kan hyung?" tanya Jeno, Jaehyun mengangguk.

"Siapa lagi yang mengibarkan bendera perang dengan Jaemin selain dia?" tanya Jaehyun.

"Aku kasihan pada Jaeminnie, dia mungkin terlihat kuat saat ini, tapi Helene bukan lawan yang mudah." ujar Jeno.

"Aku juga mengkhawatirkan hal yang sama. Johnny tidak bisa selamanya di sisi Jaemin, mempercayakan Jaemin pada teman-temannya adalah satu-satunya cara melindunginya saat di sekolah." ujar Jaehyun.

"Lebih baik kita mandi sekarang." Jaehyun dan Jeno pun memutuskan untuk keluar kamar Jaemin dan pergi ke kamar mereka sendiri.

***

"Eurmmhh~ nghh~" Jaemin dan Jaehyun berciuman cukup lama di ruang makan, saat Yunho dan Jeno belum ada. Jaehyun ingin ciuman selamat pagi, tapi melihat bibir menggoda Jaemin, membuat dia malah melakukan ciuman yang penuh dengan lumatan lembut.

Jaehyun melepaskan ciumannya, Jaemin merona merah dan mengatur nafasnya yang tersengal, dia tidak tahu berciuman dengan Jaehyun bisa membuatnya susah nafas begini. Jaehyun meraih dagu Jaemin dan mendongakannya, diam mengusap saliva di bibir Jaemin, dan mengecup bibir si manis.

"Terimakasih ciumannya sayang" bisik Jaehyun, Jaemin hanya bisa memukul dadanya pelan sebelum pergi ke dapur. Jaehyun duduk di kursinya dan terkekeh geli melihat Jaemin yang salah tingkah.

Jeno tak lama kemudian turun dan pergi ke dapur. Jaemin yang sedang memegang piring terkejut saat Jeno tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Ciumanku" bisik Jeno di telinga si manis.

"Nanti ya, aku siapkan nasi dulu." Jeno merengut lucu, Jaemin tersenyum kecil dan menyiapkan nasi untuk dirinya dan ketiga Jung. Menu sarapan sudah dimasakkan oleh koki dapur, Jaemin tidak membantu karena bangun kesiangan terlebih karena kejadian tadi pagi.

Jeno tidak melepaskan pelukannya, Jaemin kesulitan bergerak, tapi daripada si bungsu Jung merajuk, dia biarkan saja. Selesai menyiapkan nasi untuk mereka berempat, Jaemin berbalik dan mencium bibir Jeno. Jeno sama dengan Jaehyun, memberikan ciuman penuh lumatan lembut.

'Sepertinya aku harus mulai terbiasa dengan ciuman ini.' batin Jaemin.

Jeno melepaskan pelukannya saat Jaemin menepuk dadanya. Jaemin meraup nafas banyak-banyak setelah ciuman mereka terlepas. Jeno mengusap bibir Jaemin dan memberi kecupan di sana.

[2JAE & NOMIN] My Two HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang