***
Di hari kelima, saat Jaemin sudah mulai mendapatkan tenaganya kembali, Jaehyun dan Jeno membawakan buku-buku pelajaran Jaemin, sesuai permintaan si manis, banyak tugas yang harus ia kerjakan selama masa dia 'dirumahkan' seminggu ini.
Hari ini Jaemin ditemani Jeno mengerjakan pekerjaan rumahnya, Jaemin meminta pada teman-temannya agar memberitahunya apa saja tugas yang harus ia kerjakan selama seminggu. Beruntung teman-temannya masih mau meresponnya, dia pikir teman-temannya tak akan mau meresponnya lagi karena dia 'tersangka'. Meski sebenarnya Jaemin tahu, orang tua dari teman-temannya pasti sudah mencapnya jelek.
"Kenapa melamun?" tanya Jeno saat menyadari tangan Jaemin berhenti menulis. Jaemin tidak menjawab, hanya menghela nafas.
"Aku pikir teman-teman dekatku itu akan menjauhiku, ternyata tidak." ujar Jaemin, sembari menyandarkan kepalanya pada bahu lebar dan tegap Jeno.
"Mana mungkin, mereka pasti tahu benar kau tidak akan melakukan tindakan seperti itu." ujar Jeno sembari tangannya mengusap kepala Jaemin dengan begitu lembut. Jaemin sendiri hanya menggumam dan membiarkan apa yang dilakukan Jung bungsu padanya.
"Tapi aku yakin orang tua mereka sudah mencapku sangat buruk." ujar Jaemin lesu. Dia sebenarnya tidak peduli pada orang tua teman-teman dekatnya, tapi jika mengingat bagaimana orang-orang tua itu berusaha menjauhkan dia dari teman-temannya membuat dia sedih juga.
"Tidak usah dipikirkan, mereka adalah kumpulan orang yang hanya melihat satu sisi dunia, mereka hanya orang-orang yang suka mendengar tapi tidak mau mencari fakta, mereka hanya percaya pada apa yang mereka lihat, tidak peduli jika sebenarnya itu bukanlah kebenaran." ujar Jeno. Jaemin mengangguk kecil, lengan Jaemin memeluk pinggang Jeno erat.
"Jangan tinggalkan aku, baik kau atau pun Jaehyun hyung, jangan pernah." mohon Jaemin. Jeno tidak memberikan jawaban, hanya sebuah kecupan yang mewakili semua jawabannya.
"Dan kau juga tidak boleh pergi dari kami." ujar Jeno, Jaemin mengangguk.
***
Jeffrey ditemani Lexander pergi ke daerah Pohan dimana Hwiyoung bersembunyi saat ini. Mereka tidak akan melepaskan si pelaku, nama Jaemin mereka harus bersih kembali.
"Ini gedung apartementnya." ujar Lexander sembari menunjuk gedung di depan mereka. Jeffrey mengaktifkan earpiecenya.
"Mele, cctvnya tolong."
"Yes, sir! Wait a minute!" Lexander dan Jeffrey menjauhi sebentar apartement tersebut, daerah itu sangat sepi, mereka hampir tidak menemukan satu kehidupanpun di sana, satu-satunya yang membuat mereka yakin jika daerah yang mereka datangi ini berpenghuni adalah supermarket yang ada beberapa orang di dalamnya. Lokasi apartementnya memang di Pohang, tapi letaknya sangat jauh dari keramaian.
"CCTV di kota sudah dialihkan. CCTV apartement juga sudah dimatikan, tapi hanya bertahan tiga puluh menit, setelah itu akan pulih kembali." Jeffrey mengangguk paham.
"Tiga puluh menit cukup kan?" tanya Jeffrey pada Lexander.
"Lebih dari cukup. Aku hubungi Hanns agar membawa mobilnya. Tidak mencolok, kan?" Jeffrey menggeleng. Lexander pun mengirim pesan pada rekannya satu lagi.
"Kajja" mereka berdua pun segera masuk ke daerah apartement, satpam yang berjaga nampak lelap di posnya. Jeffrey dan Lexander masuk dengan mudah dan langsung naik ke lantai 5, dimana Hwiyoung berada.
"Ini" ujar Lexander sembari menunjuk sebuah pintu. Jeffrey mengangguk kecil. Dengan mudah Lexander membuka pintu tersebut dengan menggunakan kartu kredit lama yang sudah tidak ia gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2JAE & NOMIN] My Two Husband
FanfictionTentang Na Jaemin yang memiliki dua suami, Jung Jaehyun dan Jung Jeno, dua bersaudara Jung yang terkenal kejam dan tidak kenal ampun. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️ Don't Like Don't Read‼️ 🍑💚❤️🐰💚❤️🐶 Start : 13/02/2021 End. : 13/12/2021