MTH 24

9.6K 1.2K 41
                                    

***

"Jaemin-ah, ini kali pertama kau dipanggil ke BK, bisa dijelaskan perbuatan apa yang membuatmu sampai harus masuk kemari?" tanya Choi Ahreum, guru BK yang juga membantu polisi dulu dalam kasus Jaemin, Hangyul, dan Junho.

"Ssaem, apa Anda akan percaya apa yang akan saya katakan?" tanya Jaemin. Ahreum mengangguk.

"Yakin? Saat saya, Hangyul sunbae, dan Junho dituduh sebagai tersangka, Anda adalah orang pertama yang mengusulkan agar kami di keluarkan dari sekolah." Ahreum terdiam saat mendengar ucapan Jaemin. 

"Daripada Anda menuduh saya atas perbuatan yang tidak saya lakukan, lebih baik saya tidak bercerita dan memilih untuk menjalankan hukuman." ujar Jaemin.

"J-Jaemin-ah, ssaem hanya ingin membantumu, jika memang kau tidak bersalah, ceritakan saja, ssaem akan membantu seb-" Jaemin menggeleng.

"Tidak akan, setelah saya keluar dari sini, dan Anda membawa Helene Kim kemari, Anda pasti akan lebih percaya padanya." ujar Jaemin.

Ahreum terdiam. Benar memang, saat tiga wali kelas berusaha membersihkan nama ketiga siswa mereka, Ahreum justru mengusulkan agar ketiganya dikeluarkan dari sekolah, mau itu benar tersangka atau bukan, dengan alasan merusak citra sekolah. Ahreum menatap Jaemin di hadapannya, dia tidak tahu darimana Jaemin bisa mengetahui hal itu.

Melihat gurunya yang terdiam, Jaemin pun memutuskan untuk meraih buku yang berisi daftar siswa bermasalah, Jaemin mengambil pen dan menuliskan namanya di sana.

Na Jaemin. XI-2. Membuat siswi menangis dan nyaris melakukan kekerasan pada siswi, Helene Kim.

"Hukuman saya apa, ssaem?" Ahreum menatap tulisan Jaemin.

"Buatlah surat permintaan maaf untuk Helene, untuk saat ini itu hukuman yang ssaem berikan padamu." Jaemin mengangguk.

"Ini kertasnya, ssaem akan memanggil Helene dan mendengar ceritanya." Jaemin hanya mengangguk saja.

***

Semua kejadian ini bermula beberapa jam lalu, tepat lima menit sebelum bel. Helene masuk ke dalam kelas dan melihat Jaemin yang sedang duduk sembari bercanda dengan sahabat-sahabat dekat pemuda Na itu. Helene mendekatinya.

"Jaemin-sshi" Jaemin yang mendengar namanya dipanggil reflek mendongak, dan matanya melihat Helene memasang wajah bersalah, yang Jaemin tahu itu adalah tipuan.

"Ada apa?" tanya Jaemin dengan nada datar.

"A-Aku ingin minta maaf, maksudku, kau sampai sakit gara-gara makan kue buatanku, aku benar-benar minta maaf. Ini adalah ganti dari kue yang kubuat waktu itu bersama Nancy, susunya aku beli tadi dari kantin, untukmu." ujar Helene. Jaemin menatap Helene dari atas sampai bawah.

"Tahu darimana kalau aku masuk hari ini?" tanya Jaemin.

"Eh, t-tadi aku melihatmu masuk ke kelas, aku sudah berangkat pagi dan tepat berada di belakangmu, lalu melihatmu sudah masuk aku merasa bersalah, dan pergi ke kantin untuk membeli susu ini untukmu." Jaemin menatap Helene.

"Susunya buatmu saja, aku tidak suka susu." ujar Jaemin.

"T-Tapi-" Hyunjin menatap Helene yang sepertinya ingin sekali memberikan susu itu pada Jaemin.

"Kenapa tidak kau ambil saja Na? Setidaknya menghargai usahanya." ujar Hyunjin.

"Tidak, kue yang kemarin dia berikan padaku saja beracun, aku tidak jamin susu itu murni, selain fakta aku tidak suka susu. Aku hanya menghindari hal-hal  yang akan membuatku sekarat." ujar Jaemin. Helene yang mendengar itu tersentak kaget.

[2JAE & NOMIN] My Two HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang