Asma mencoba melupakan sikap menjengkelkan Azhar yang tiba-tiba ketus hanya karena dia menceritakan Arini yang bahkan dia sendiri tidak yakin Azhar kenal dengan wanita itu. Benar-benar menyebalkan. Dia memasuki kamar setelah Azhar meninggalkannya tadi. Suaminya itu belum keluar dari kamar saat itu.
Di sana Azhar sedang fokus dengan laptop dipangkuannya dan mungkin tidak menyadari Asma masuk.
"Mas, kamu marah sama aku?" tanya Asma ketika sudah mendudukkan tubuhnya tepat di samping suaminya.
Azhar masih fokus dan nyatanya pria itu mengabaikan Asma. Ketikan tangan pria itu masih terdengar di tengah keheningan ruangan tersebut. Asma menahan kekesalannya, dirinya dibuat heran akan kemarahan suaminya yang tanpa sebab itu.
"Aku salah apa sama kamu, sih? Ada kata-kataku yang salah emang?" Asma menanyakan setengah habis kesabaran. Entah kenapa dirinya sangat mudah berubah suasana hati.
Asma terkekeh. Benar, suaminya mengabaikannya. Tanpa dirinya tahu apa kesalahannya, luar biasa sekali.
"Wah, aku bahkan nggak tau kesalahanku apa, tapi sekarang kamu mengabaikan aku?" ujar Asma dengan nafas yang mulai tidak teratur.
Jika Asma tetap menunggu Azhar menoleh padanya di sana, mungkin air matanya sudah tidak dapat terbendung lagi. Dia mulai beranjak, tapi tangannya tiba-tiba ditahan.
"Maafin aku. Aku cuma kesal aja tadi," ujar Azhar tanpa menatap istrinya.
Asma melepaskan cekalan Azhar. Dia tidak habis pikir kenapa suaminya sampai kesal padanya. Apa karena ngidamnya? Permintaan izinnya untuk ke kampus? Ah, entahlah.
Sepertinya, lebih tidak mungkin hanya karena dia menceritakan pertemuannya dengan Arini, bukan?
"Aku tanya sama kamu, dimana letak kesalahan aku yang buat kamu kesal tadi?" tanya Asma menahan nada suaranya agar tidak meninggi. Dia masih ingat kewajibannya untuk menghormati Azhar.
"Aku nggak mau kamu mengenal bahkan dekat sama Arini. Itu saja," ujar Azhar. Itulah tujuannya, dia tidak mau Asma terlibat bahkan masuk ke dalam masa lalunya.
"Itu saja?" Asma menjeda dengan kekehan. "Nggak masuk akal, Mas. Aku bahkan nggak tahu apa kamu kenal atau nggak sama Mbak Arini," ujar Asma tidak tahu penyebab suaminya sampai bersikap demikian.
"Pokoknya jangan pernah berhubungan sama dia!" tekan Azhar.
"Kenapa?" Sekarang mata Asma menatap tajam Azhar meminta alasan yang masuk akal. Sampai disini, dia sudah merasakan ada sesuatu antara suaminya dengan Arini.
"Kamu nggak usah tahu. Cukup turuti perkataanku, Asma!" Nada bicara Azhar cukup tinggi membuat Asma menggelengkan kepalanya tidak percaya. Pertama kalinya Azhar membentaknya seperti ini.
"Aku nggak habis pikir sama kamu, Mas!" Setelahnya Asma melangkahkan kaki keluar dari kamar mereka. Dia takut setan semakin merajalela membuat dirinya dan Azhar memunculkan segala amarah. Dia takut Azhar maupun dirinya lepas kendali nanti.
Azhar mengusap wajahnya gusar, dia tidak mungkin mengungkapkan alasan sebenarnya kepada Asma. Hal yang lebih dirinya takutkan adalah Asma mengetahui alasan dirinya hampir membatalkan pernikahan mereka hanya untuk menemani Arini, pengisi masa lalunya.
"Aku nggak mau kamu terlibat dalam masa laluku. Karena, dia belum sepenuhnya melupakan masa lalunya bersamaku," lirih Azhar.
Arini nyatanya tidak menyerah seperti ucapannya ketika mereka di Jerman. Dia mulai mendekati Asma. Hal itu yang membuat Azhar takut.
Asma memasuki kamar tamu di rumah mereka, dia kecewa dengan sikap kekanakkan suaminya. Bahkan, tanpa tahu apa kesalahannya, Azhar sampai menbentaknya. Air mata tidak terbendung lagi dan semakin membuatnya terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta tak keliru (END)
Spiritual(Harus Follow sebelum baca, biar bisa baca) Pertemuan memalukan itu adalah awal dari kisah ini. Perjodohan dadakan, pernikahan yang tinggal menghitung hari serta hati yang masih keliru. Semuanya berbaur menjadi satu. Akankah semua ini akan berakhir...