2. The Wedding Day

5.2K 353 19
                                    

Hadiah terbaik untuk orang yang kita sayangi adalah menjadi sahabat yang selalu berada di sisinya dalam suka maupun duka

🌹🌹🌹

Asma menemani sang kakak di dalam kamar sembari menunggu suami dari kakaknya masuk. Terpancar kelegaan di wajah Ismi ketika ikrar akad yang diucap dengan sekali tarikan nafas terdengar nyaring dari layar di depannya. Ya, dia sudah resmi menjadi seorang istri sekarang.

"Alhamdulillah. Selamat, Mbak. Semoga pernikahan ini menjadi awal bahtera yang sakinah buat Mbak," ucap Asma memeluk haru kakak tersayangnya yang sudah resmi menikah.

"Makasih, Dek. Insyaa Allah, Mbak akan berusaha istiqomah menjalani ikatan suci ini," jawab Ismi dengan wajah berbinar dan menahan tangis harunya.

Tiba-tiba pintu kamar diketuk dari luar. Seakan bisa melihat orang yang sedang mengetuk pintu, Asma langsung melepaskan pelukannya pada sang kakak. Tentu dirinya tidak ingin menjadi pengganggu untuk dua insan yang baru saja terikat dengan ikatan suci itu.

"Assalamu'alaikum. Boleh, aku masuk?" ucap Gilang kepada dua kakak-beradik yang berada di dalam ruangan tersebut.

Tidak butuh waktu lama, pintu coklat tersebut sudah terbuka menampilkan bidadari yang semalam membuat tidurnya gelisah sedang duduk menunggunya.

"Kalau begitu aku keluar, ya, Mbak. Mas Gilang, aku permisi dulu," ujar Asma ramah. Dia tersenyum ketika melihat wajah Ismi terlihat sedang dilanda kegugupan.

Ismi dan Gilang belum lama saling mengenal, mereka menikah hanya dengan sekali pertemuan saja. Mereka dikenalkan oleh Wa Koswara, kakak dari ayahnya.

Tanpa menunggu waktu lama, Gilang langsung mengkhitbah Ismi setelah pertemuan pertama mereka. Dengan senang hati juga, Ismi langsung menerima pinangan Gilang tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa sosok Gilang sudah mencuri hatinya pada pandangan pertama.

"Mas tidak mengusir kamu, ya, Asma," ucap Gilang kepada adik iparnya tersebut dengan nada candaan. Tujuannya hanya ingin melihat wajah istrinya yang telah halal baginya. Tidak berniat mengusir adik iparnya juga.

Gilang memang tidak mengusir Asma keluar, tapi Asma tidak akan sampai hati mengganggu dua sejoli yang baru saja terikat itu, bukan? Tentu saja.

"Iya, Mas Gilang. Asma nggak akan ganggu kalian, kok," goda Asma kepada pasangan tersebut dan melirik Ismi yang masih menunduk gugup. Asma tahu kakaknya pasti sedang malu.

"Apaan sih, Dek!" Jawaban Ismi terdengar tersipu dan salah tingkah. Selain itu, rona merah pipinya semakin terlihat dan membuat Gilang tersenyum.

"Udah, deh. Aku keluar, ya," ucap Asma kepada pasangan tersebut untuk undur diri detik itu juga.

"Asma, tolong bilang ke Umi kalo kita sebentar lagi turun," pesan Gilang kepada adik iparnya. Rasanya Asma ingin menggoda Ismi setelah ini. Pasti kakaknya bahagia sekali mendapat suami yang pengertian seperti Gilang.

Asma keluar dari kamar Ismi dan bergegas untuk membantu Bi Onah untuk membereskan taman belakang, karena Bi Onah pasti sangat kerepotan. Maka dari itu Asma berinisiatif membantu. Dia tidak mungkin bersantai ria, disaat orang rumah kerepotan.

Semua sudut rumah harus dibereskan dan terlihat rapi sebelum ba'da isya, karena acara akan kembali dilanjutkan dengan resepsi ba'da isya nanti.

Asma berjalan menuju taman belakang dan ternyata disana masih ada orang. Bukankah semua tamu sudah diberitahu untuk meninggalkan dahulu tempat ini, karena acara akan dilanjutkan ba'da isya nanti?

Cinta tak keliru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang