48. Fakta

1.7K 127 52
                                    

Jangan lupa follow akun aku yaa keepsmile30 dan juga baca cerita aku yang lain yaa

-0-0-0-0-0

Ketika keluar dari rumah Arini, Gilang berpapasan dengan Vina dan Bayu. Bisa Gilang rasakan bagaimana tatapan tajam Vina ketika melihatnya. Berbeda dengan Bayu yang seakan tahu bahwa Gilang sedikit kaku, karena tatapan tak bersahabat dari istrinya itu.

"Eh, Gilang. Apa kabar, Lang?" tanya Bayu sambil menjulurkan tangannya kepada Gilang.

Namun, tangan Bayu dihempaskan oleh Vina sehingga tangan Gilang tidak jadi menyambut tangan Bayu karena sudah dihentikan oleh Vina.

"Papi ngapain, sih! Ayo masuk kita ketemu sama Arini," ujar Vina dengan nada kesal. Suaminya selalu saja tidak sejalan dengan dirinya. Benar-benar menyebalkan.

"Tante Vina," panggil Gilang. Kebetulan sekali dia bertemu dengan Vina di sini. Dia akan meluruskan segalanya dan berharap semuanya akan menjadi lebih baik setelah malam ini.

"Kenapa?!" sinis Vina

"Saya selaku saudara Arini sangat tahu jika Arini tidak akan melakukan hal gila seperti yang dia lakukan akhir-akhir ini, karena hal itu selain tidak baik untuk dirinya juga akan menyakiti perasaan adik ipar saya. Jadi, saya berharap Tante akan berpikir seperti apa yang saya pikirkan untuk membawa Arini kembali ke jalan yang benar," ucap Gilang.

"Kamu tidak sadar, Gilang? Bahwa semuanya berawal dari kamu! Jika saja kamu tidak menjodohkan Azhar dengan wanita itu-"

"Itu karena memang mereka berjodoh. Dan itu juga berarti Azhar tidak berjodoh dengan Arini," potong Gilang sebelum ucapan kasar keluar lagi dari mulut Vina.

Vina tersenyum masam. "Apa kamu buta, bahwa Arini dan Azhar itu saling mencintai dan hampir menikah. Saat itu, Azhar hanya perlu menunggu Arini. Itu saja!" ujar Vina tidak mendengarkan sedikit pun ucapan Gilang.

Gilang menghela nafasnya lelah. Harus menjelaskan seperti apalagi dirinya kepada Vina. "Tante, saya harap ini kali terakhir Arini mengganggu rumah tangga Azhar. Saya yakin, Arini pasti mendapatkan seseorang yang lebih baik dari Azhar untuknya," peringat Gilang.

"Sampai kapan pun, saya akan membuat Arini bahagia dengan kebahagiaannya. Bersama pria yang dicintainya." Setelahnya Vina langsung meninggalkan Gilang dan suaminya. Dia sangat kesal, karena respon Gilang yang menyebalkan.

"Gilang, maafkan tantemu itu. Om akan coba pelan-pelan menasihatinya dan juga Arini." Bayu menepuk bahu Gilang sebelum berlalu menyusul istrinya.

"Kamu tadi apa-apaan, sih! Kenapa harus ramah kayak gitu sama Gilang," celoteh Vina kepada suaminya yang duduk di sampingnya.

"Mi, semua ucapan Gilang itu benar. Apa kamu mau terus-terusan membuat Arini seperti ini? Kamu mau membiarkan-"

"Kita bicarakan ini di rumah! Kamu sudah lupa perjanjian kita?" potong Vina. Rahang wajahnya mengeras dan tangannya tiba-tiba terkepal. Ada apa?

"Tante sama Om kapan datang? Kok Arini sampe nggak dengar ada orang masuk." Arini baru saja turun dari lantai atas.

Vina langsung beranjak memeluk Arini. "Pasti tadi Gilang ngomong yang nyakitin kamu, ya? Nggak apa-apa. Jangan dengarkan dia," ucap Vina mencoba menenangkan Arini.

Arini mengangguk dalam pelukan Vina. "Makasih, Tante. Tapi, Arini merasa bersalah kepada keluarga Mas Azhar," ucap Arini lirih. Dia tahu betul yang dirinya lakukan adalah sebuah tindakan tidak baik.

"Nggak ada yang salah. Kamu melakukan itu untuk mengambil kembali kebahagiaanmu!" ucap Vina.

Bayu yang menyaksikan tindakan Vina merasa terenyuh, tapi disisi lain apa yang Vina katakan kepada Arini jelas sangat salah. Namun, dirinya tidak bisa berbuat apapun lagi. Istrinya sangat keras kepala.

Cinta tak keliru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang