Allah adalah sehebat-hebatnya sutradara. Cukup jalani skenario Allah dalam hidup kita
🌺🌺🌺
Tidak biasanya Azhar tidur lagi setelah shalat subuh. Namun, ketika melihat Azhar yang sudah menahan kantung mata separah itu membuat Asma tidak tega untuk melarangnya. Dia kasihan melihat keadaan suaminya yang sudah ngantuk berat ketika shalat subuh tadi.
Asma menghampiri sang suami yang masih bergelung dengan selimut tebalnya.
"Mas bangun! Nanti telat ke kantornya," bujuk Asma mengguncang tubuh suaminya.
Namun, nihil. Tubuh Azhar lebih besar darinya jadi cukup butuh tenaga super ekstra. Tidak ada pergerakan sama sekali dari tubuh bergelung selimut di hadapannya itu dan membuat Asma menjadi kesal pada akhirnya. Kenapa dirinya menjadi sensitif seperti ini?
Tidak biasanya Asma menjadi sekesal ini hanya karena melihat suaminya masih bergelung di tempat tidur. Padahal, dia tahu bahwa Azhar memang sangat mengantuk sejak subuh tadi.
"Susah banget, sih. Aku nggak akan bangunin lagi!" rajuk Asma, karena tingkat kesabaran Asma setipis tisu sekarang. Lebih baik dia kembali ke dapur untuk menghindar. Bisa saja Asma akan menangis sekarang, karena menahan rasa kesal.
Namun, sepasang tangan tiba-tiba melingkar pada perut rata Asma. Sontak menghentikan pergerakan wanita itu.
"Pagi-pagi suami itu dikasih morning kiss bukan dikasih rajukan, Sayang," ujar Azhar masih betah memeluk istrinya dengan posisi masih setengah tertidur.
"Itu, sih maunya kamu, Mas! Kamu, kan harus ke kantor. Bukannya semalam bergadang buat siapin meeting hari ini?" ujar Asma. Jika Azhar terlambat, maka hasil kerja semalaman suaminya akan sia-sia.
Namun, Azhar tidak menanggapi omelan Asma tersebut. Dia malah semakin mempererat pelukannya.
"Mas cepat bangun, ih!" ujar Asma mencoba melepaskan dekapan suami manjanya itu. Ada apakah dengan Azhar?
Azhar menatap wajah merajuk istrinya. "Aku nggak akan ke kantor hari ini," ucap Azhar yang sontak membuat Asma langsung melotot.
Lalu, untuk apa Azhar sampai rela bergadang semalam jika tidak akan bekerja hari ini?
"Terus meeting-nya gimana?" tanya Asma tidak percaya akan sifat santai suaminya itu.
Azhar tersenyum gemas kepada istrinya. "Aku semalam nggak bilang meeting-nya hari ini, Sayang," ujar Azhar manis mencubit pelan hidung Asma.
Semalam Azhar memang menyiapkan presentasi untuk meeting, tapi dia tidak bilang untuk hari ini. Jadi, dimana letak kesalahannya?
Asma sedikit memajukan bibirnya tanda kesal. "Kok nyebelin, sih. Tau, ah. Aku kesel sama kamu pokoknya!" tutur Asma mulai beranjak dari tempatnya semula yang masih dipeluk erat oleh suaminya.
Tentunya, Azhar menahan pergerakan istrinya.
"Maaf. Aku cuma pengen ngabisin waktu berdua sehari ini aja sama istri cantik-ku ini," goda Azhar kepada istrinya yang sedang merajuk karena merasa dipermainkan olehnya.
"Kamu marah?"
"Enggak!"
"Bohong," goda Azhar sembari menjawil hidung mancung Asma dengan gemas.
"Mas nyebelin, ih!" ucap Asma sebelum melepas paksa tangan Azhar pada perut ratanya.
"Hari ini kita mau ke rumah Umi. Cepet mandi, gih. Kamu bau!" ucap Azhar dengan lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta tak keliru (END)
Spiritual(Harus Follow sebelum baca, biar bisa baca) Pertemuan memalukan itu adalah awal dari kisah ini. Perjodohan dadakan, pernikahan yang tinggal menghitung hari serta hati yang masih keliru. Semuanya berbaur menjadi satu. Akankah semua ini akan berakhir...