54. Almost (1)

1.9K 134 83
                                    

Yuhuu bentar lagi buka puasa, nih. Aku update untuk menemani berbuka puasa🤗 Maaf banget nggak tahu kenapa ada spasi yang berlebihan jeda-jedanya pas diedit tetep gitu😭

-0-0-0-

"Kamu kenapa nangis?" Ismi terkejut melihat adiknya tiba-tiba menangis. Kenapa? Itu jelas bukan tangis bahagia adiknya.

"Mbak," panggil Asma lemah. "Aku ingin bercerai dengan Mas Azhar..."

Mendengar ucapan adiknya membuat Ismi menatap dalam Asma. Ismi tidak bisa menyalahkan Asma mengenai keputusannya ini, karena dia bisa melihat ada sebuah rasa sakit yang dalam di mata adiknya.

Ismi memeluk adiknya erat dan seketika tangis Asma begitu sendu. Ismi tidak bisa menahan tangisnya, dia ikut merasakan rasa sakit adiknya.

"Asma tidak bisa hidup dengan Mas Azhar lagi, Mbak," isak Asma. "Asma nggak mau."

"Kamu yang tenang, Dek. Jangan biarkan setan menghasutmu," ujar Ismi. Dia takut keputusan Asma sekarang hanya karena sebuah perasaan sesaat yang nantinya akan disesali.

"Mas Azhar tidak mencintaiku. Dia hanya terpaksa menikahiku," ucap Asma masih dengan suara terisak.

Fakta yang dirinya dengar tadi mampu membuatnya sadar bahwa Azhar sejak awal tidak pernah mengharapkannya. Semua perlakuan manis dan baik suaminya hanyalah sebuah tanggung jawab seorang suami kepada istrinya.

"Dia sayang dan cinta kepadamu, Dek," ungkap Ismi. Awalnya dia memang ragu akan perasaan Azhar kepada adiknya, tapi melihat Azhar sekarang mampu membuat Ismi yakin bahwa perasaan adiknya tidak bertepuk sebelah tangan.

Asma menggeleng. "Aku tidak ingin dia tersiksa karena tidak bisa hidup bersama orang yang dia cinta. Aku tidak ingin menjadi penghalang kebahagianny, Mbak."

Terlepas dari rasa kecewanya kepada Azhar yang rela mengorbankan pernikahan mereka dulu. Ada satu hal yang membuat Asma ingin bercerai dengan Azhar. Dia ingin Azhar, orang yang dicintainya, bisa hidup bahagia tanpa adanya sebuah keterpaksaan karena kewajiban dalam pernikahan.

Asma merasa kecewa dan dia merasa bersalah juga memisahkan Azhar dan Arini.

Ismi memeluk adiknya erat. "Kamu sepertinya masih shock dan butuh istirahat. Jangan sampai emosi mengendalikanmu," ucap Ismi yang paham akan perasaan Asma.

"Dek, ada satu hal yang jauh lebih penting daripada perasaan kalian berdua. Anakmu, dia butuh sosok orang tua yang lengkap pastinya," lanjut Ismi.

Mendengar ucapan kakaknya membuat Asma semakin tergugu. Hatinya sedang dilema. Disisi lain dia ingin membangun sebuah keluarga utuh yang bahagia terutama untuk anaknya. Namun, dia juga masih kecewa dan dia tidak ingin mengekang Azhar hanya karena dirinya dan anaknya.

-0-0-0-0-0-

Ismi keluar dari ruang operasi persalinan setelah Asma tertidur. Dia ingin menemani adiknya yang bukan hanya baru melahirkan, tapi juga karena emosi Asma yang sepertinya belum stabil. Namun, Ismi harus pulang karena tidak baik juga untuk kehamilannya jika terus berada di rumah sakit.

"Bagaimana keadaan Asma?" tanya Umi Ami, ibunda Asma dan Ismi, tampak sangat cemas akan keadaan putri bungsunya itu.

"Asma sedang tidur. Sepertinya, dia harus banyak istirahat dulu," jelas Ismi tidak memberitahu keseluruhan keadaan Asma. "Umi ikut Ismi pulang dulu aja. Besok Asma udah masuk ruangan, kok."

Cinta tak keliru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang