Jika kau lelah melihat buruknya lembaran lama dalam kisah hidupmu, cukup mulai dan buka awal baru untuk hidupmu yang baru
▪☆▪☆▪☆▪
Asma terlihat sedang serius menata hasil masakannya di atas meja makan, sedangkan Azhar masih belum pulang melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Ketika masih sibuk dengan keseriusannya, terdengar pintu utama rumah terbuka. Disusul suara langkah kaki seseorang yang sudah bisa Asma tebak siapa gerangan.
"Assalamu'alaikum."
Suara tersebut semakin mendekat sampai orang tersebut sudah berada di samping kanan tempat Asma berdiri sekarang.
"Wa'alaikumussalam," jawab Asma tanpa melirik sosok Azhar yang sudah berada di sampingnya tersebut. Dia masih fokus pada pekerjaannya saat ini.
"Lagi apa?" tanya Azhar. Padahal dia sudah melihat bahwa Asma sedang sibuk menyiapkan masakan untuk makan malam mereka.
Tanpa bertanya pun, Azhar tentu sudah tahu kegiatan Asma sekarang. Namun, rasanya Azhar ingin bermanja sapa dengan sang istri.
"Lagi nyapu, Mas," sahut Asma sekenanya. Apakah Azhar tidak bisa melihat sekarang dia sedang apa? Benar-benar tidak ada kerjaan.
"Wah, masa?" Azhar masih mencoba menggoda Asma.
"Nyebelin, ih!" kesal Asma memajukan sedikit bibirnya. Jelas sekarang Azhar sedang mengganggunya.
"Mas, ayo makan dulu! Aku siapin, ya," lanjut Asma menghentikan obrolan tidak jelas antara mereka.
"Udah kenyang," sahut Azhar singkat.
Seketika Asma langsung melirik ke arah suaminya. Sebuah lirikan kebingungan. Bukankah Azhar belum makan sebelum berangkat ke masjid tadi?
Apa Mas Azhar mampir makan dulu ketika perjalanan pulang?
"Kan, belum makan. Kok udah kenyang?" heran Asma mengutarakan kebingungannya.
"Udah kenyang pas liat kamu," jawab Azhar dan langsung membuat rona di wajah Asma tersirat. Dia berhasil menggoda istrinya lagi.
"Udah, deh. Jangan gombal receh mulu dari tadi," kesal Asma mencoba menutupi kegugupannya karena gombalan Azhar barusan.
"Yaudah, deh. Asal suapin, ya," seru Azhar tanpa pikir panjang.
"HAH?!" Asma mulai kesal sendiri jika harus terus menghadapi Azhar yang sudah mulai masuk golongan alayers. Bisa-bisa hatinya amburadul menghadapinya.
"Eh, salah! Siapin maksudnya," Azhar segera meralat sebelum dirinya ditinggal makan sendiri oleh Asma yang sudah mulai kesal.
Asma segera mengambil nasi beserta lauk pauknya untuk suaminya. Azhar tersenyum cerah, karena baru kali ini dia benar-benar merasakan rasa hangat di hatinya ketika melihat seorang wanita selain ibunya menyiapkan salah satu kebutuhannya. Hal yang biasa dilakukan oleh sang ibu.
"Segini cukup?" tanya Asma melihat ke arah Azhar yang sudah duduk di sampingnya.
"Cukup, kok. Jangan kebanyakan takut nggak abis. Mubazir," sahut Azhar melihat piring yang sudah istrinya letakkan di hadapannya.
Mereka makan tanpa berbicara apapun, karena memang saat makan tidak boleh berbicara. Hanya dentingan alat makan yang saling bersahutan tercipta diantara dua sejoli tersebut.
"Aku udah beres." Azhar bersuara kembali setelah selesai menghabiskan makanannya.
Asma juga sudah selesai pun segera merapikan kembali meja makan hingga bersih dan rapi seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta tak keliru (END)
Spiritual(Harus Follow sebelum baca, biar bisa baca) Pertemuan memalukan itu adalah awal dari kisah ini. Perjodohan dadakan, pernikahan yang tinggal menghitung hari serta hati yang masih keliru. Semuanya berbaur menjadi satu. Akankah semua ini akan berakhir...