30. Kenyataan

1.8K 132 17
                                    

Boom Repost gak sih ini😍 Yuk biar cepet beres repost nya jangan lupa komen dong yang nunggu cerita ini lanjut.

-0-0-0-0-0-

"Gimana kondisi Asma, Kak?" tanya Shila kepada Bisma yang baru keluar dari ruangan dokter yang tadi memeriksa Asma.

Bisma menatap Shilla dengan datar. "Asma sudah menikah?"

Bukan jawaban yang didapatkan Shilla, melainkan sebuah pertanyaan yang sampai sekarang Shilla hindari. Dia tidak berani melihat reaksi Bisma ketika tahu Asma sudah menikah bahkan sedang mengandung sekarang.

"Jawab, Shil!" Tidak ada bentakan tapi suara itu mampu membuat Shila gelisah. Pasalnya, Asma belum memberitahu mengenai statusnya sebagai istri Azhar kepada Bisma, mantan calon suaminya. Karena Asma belum siap menghadapi rasa bersalahnya.

Shila mengangguk. "Iya, sudah hampir setengah tahun," ungkapnya. Dia bisa merasakan bagaimana terkejutnya Bisma. Pasti dokter di dalam membahas mengenai kehamilan Asma.

"Kenapa Asma nggak bilang? Pantes aja dia selalu menghindariku," ucap Bisma menyadari kejanggalan dari sikap Asma yang pada awalnya dia kira karena rasa malu saja.

"Suaminya sekarang kemana? Kenapa kamu minta tolong kepadaku?"

Bukan karena tidak mau membantu mantan pujaan hatinya, tapi Bisma tidak mau menggali lukanya sendiri terkait fakta status Asma sekarang.

"Dia lagi trip business ke Jerman, tadi aku udah coba hubungi tapi nggak diangkat," adu Shila. Sebenarnya ada sesuatu yang harus disembunyikan Shila dari semua orang, termasuk Asma.

"Kamu tahu kandungan Asma lemah? Dia harus banyak istirahat dan harus sering diperhatikan karena kehamilan muda memang rentan pingsan," ungkap Bisma.

Mungkin jika Bisma yang menjadi suami Asma, maka akan dia rawat Asma dengan telaten. Nyatanya, hanya dianggap suami oleh dokter pun mampu membuat Bisma melupakan fakta Asma bukan lagi harapannya.

Shilla terkejut, dia tidak tahu Asma mengalami itu. Dia hanya bisa memenuhi keinginan sahabatnya itu tanpa memperhatikan kondisi kehamilan Asma yang sebenarnya.

"Jadi, gimana keadaan Asma sekarang, Kak?" tanya Shilla khawatir.

"Dia harus istirahat total selama seminggu, jangan sampai stress juga. Kamu bisa hubungi suaminya lagi, kan?" tanya Bisma. Menurutnyaz sesibuk apapun seorang suami harus bisa meluangkan waktu untuk istrinya apalagi dalam kondisi mengandung dan jatuh sakit seperti ini.

Shilla mengangguk. Andai saja Bisma yang menjadi suami Asma. Pasti Asma akan mendapatkan kebahagiaan bahkan di hari pertama dia menikah tidak akan ada tangis kekecewaan dari mulut sahabatnya itu.

"Kalo begitu aku pamit dulu. Maafkan aku karena sudah lancang mengaku suami Asma,  soalnya nggak ada pilihan lain." Setelahnya Bisma berlalu dari depan ruangan dokter tersebut meninggalkan Shilla yang menatap punggungnya.

"Shil, gue kenapa?" tanya Asma ketika pintu kamar rawatnya terbuka menampilkan sosok Shilla membawa kantong putih. Asma sudah sadar beberapa menit lalu.

Shilla memukul pelan lengan Asma. "Kenapa nggak bilang kalo lo sakit semenjak hamil? Gue, kan bisa nginep di rumah lo tiap hari!" ujar Shila tegas. Jika saja Asma tidak pingsan tadi, dia tidak akan tahu kalau kandungan sahabatnya itu lemah.

"Itukan cuma pusing bawaan hamil aja, Shil. Walaupun kadang perut gue suka kram juga, sih," jawab Asma parau. Tenaganya habis karena lemas.

"Suami lo kapan balik sih, Ma?!" teror Shila.

Entah kenapa sekarang Shila malah kesal kepada Azhar. Apa dirinya harus mengatakan bahwa tadi ketika menghubungi Azhar, suara wanita yang terdengar dari sana. Namun, Shilla mengenyahkan segala pikiran buruk itu dan tidak ingin Asma sampai stress jika tahu soal ini.

Cinta tak keliru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang