50. Black Gift (1)

1.4K 117 36
                                    

"Nanti siang jadwal check-up ke Dokter Nila jam berapa?" tanya Azhar dengan posisi Asma yang berada di hadapannya sedang memasangkan dasi untuknya.

"Jam 2 siang," sahut Asma masih sibuk memasangkan dasi untuk suaminya. Dia harus benar-benar membuat penampilan Azhar serapi mungkin.

Azhar tampak berpikir sejenak. "Kalo berangkat jam tiga, kira-kira Dokter Nila bisa nggak, Yang?" tanya Azhar. Pasalnya, dia akan ada rapat cukup penting jam satu siang nanti dan kemungkinan baru selesai sekitar pukul tiga sore.

"Nggak enak juga sama Dokter Nila, Mas. Dia udah sering tuker jadwal juga buat kita," ucap Asma.

Dokter Nila merupakan teman Danu ketika kuliah. Mereka merupakan teman kecil dan kembali bertemu di Universitas yang sama dengan Nila, walaupun mereka pada akhirnya berbeda jurusan. Ketika mendengar Azhar sedang mencari dokter kandungan, Danu langsung merekomendasikan Nila kepada sahabatnya itu.

"Iya juga, sih. Terus, gimana dong?" tanya Azhar.

"Aku minta antar sama Shilla aja," sahut Asma menyelesaikan misi memasangkan dasi suaminya. Sudah tampak sempurna.

"Bukannya minggu ini udah bisa cek jenis kelaminnya, ya?" tanya Azhar. Inilah yang Azhar tidak ingin lewatkan. Bukan karena itu saja, Azhar memang tidak ingin terlewat perkembangan calon buah hatinya, tapi sekarang situasinya tidak bisa diatur ulang untuk rapatnya.

"Aku nggak mau USG, Mas," tolak Asma.

Azhar mengerutkan keningnya. Dia pernah mendengar Asma menolak untuk melakukan USG nantinya, tapi dia mengira itu adalah candaan Asma saat itu saja. Ternyata benar rupanya, istrinya memiliki prinsip tertentu.

"Kenapa?"

"Mau laki-laki ataupun perempuan tidak masalah. Aku hanya ingin melihat perkembangannya saja," ucap Asma.

Keberadaan janin dalam perut ibu merupakan ilmu ghaib yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala. Demikian pula jenis kelamin janin sebelum berbentuk dengan jelas. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Surat Luqman ayat 34

"Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal." (QS. Luqman 31: Ayat 34)

"Oke, nanti kalau rapatnya selesai lebih cepat, aku nyusul." Azhar sudah tahu alasan Asma menolak USG. Dia cukup bangga dengan istrinya yang mencari tahu sampai sedetail itu untuk kehamilannya.

Asma mengangguk. "Siap, Sayang," ucap Asma dengan senyum manisnya dan dibalas dengan kecupan hangat di dahinya.

-0-0-0-0-0-

Azhar sampai di ruangannya dengan tangan yang masih memegang ponselnya. Dia bertukar pesan dengan istrinya mengenai persiapan untuk check-up Asma nanti siang. Walaupun dirinya tidak bisa mengantar sang istri, tapi dia ingin memastikan istrinya sampai di rumah sakit dengan aman dan nyaman.

"Ckck, ngeyel banget, sih," keluh Azhar ketika membaca pesan Asma yang menolak diantar oleh supir dari kantor Azhar. Inilah istrinya dengan segala kesederhanaannya.

"Siapa yang ngeyel?" tanya Danu tiba-tiba dengan membawa map cokelat di tangannya.

Azhar mematikan layar ponselnya dan akan fokus dengan pekerjaan yang sudah menunggunya. "Lain kali kalo masuk ketuk pintu dulu! Kayak jalangkung aja lo."

Azhar mulai menghidupkan laptop di depannya.

"Untung aja itu pintu nggak rusak gue ketuk hampir ratusan kali. Lo aja yang tuli!" ujar Danu langsung duduk manis di depan bosnya itu.

Cinta tak keliru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang